Harti Mulyani (52 tahun) sama sekali tidak menyangka akan menderita penyumbatan pembuluh darah di daerah kepala. Ia mengira, rasa sakit di kepalanya ketika membentur jalan aspal saat terjatuh di waktu kecil, 10 tahun yang lalu hanyalah sakit biasa. Makanya, tidak begitu dihiraukan. Paling ketika memarnya hilang, sakit pun reda, pikirnya kala itu.
Namun ternyata, setelah memar tiada, rasa sakit hanya sirna sementara. Karena kerap kali nyeri kepala datang tiba-tiba. Bagi Harti, sebagai anak orang yang tidak punya, berobat ke dokter tidak ada dalam kamusnya. Maka, rasa sakit itu, ia tahan sekuat tenaga.
Setelah menikah dan dikarunia lima orang anak, hingga sekarang penyakitnya tidaklah selesai. Malahan, setiap kumat, rasa sakit itu terus bertambah. Dan puncaknya pada 16 September 2013, ia sudah tidak kuat lagi menahan. Karena ketika sakitnya kambuh, rasanya pusing sekali sampai mau pingsan.
Mahalnya, biaya pengobataan sudah tidak dipikirkan lagi. Paryono (52), suaminya, langsung meminjam uang kepada tetangga dan kerabatnya. Sehingga, ia pun dilarikan ke Rumah Sakit RS Perikasih, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Dokter yang memeriksanya, menyebutkan ada Penyumbatan saluran darah ke otak dan harus dirawat intensif di ruang ICU.
Maka, Harti pun disuntik sedikitnya lima kali sehari dan setelah rawat inap selama 8 hari, ia pun diizinkan pulang.
Selama penyakitnya belum sembuh benar, ia pun diharuskan rawat jalan sepekan sekali setiap Kamis.
Saat ini, Harti kebingungan untuk mengembalikan uang pinjaman yang cukup besar yakni Rp.11.750.000,- . Paryono yang bekerja sebagai seorang security, gajinya hanya Rp.1.800.000. Oleh karena itu, ia sangat berharap ada muzaki yang berkenan membantunya.
Silahkan klik disini untuk donasi Anda!