Remaja 13 tahun yang biasa disapa Gilang ini tidak pernah patah arang. Meski kehidupannya tak seperti teman-temannya, ia tetap berusaha meraih cita-citanya. Padahal, dalam hati Gilang terdapat kesedihan yang luar biasa, lantaran ayahnya sudah 5 tahun mendekam di penjara.
Sebenarnya, Gilang tidak pernah tahu kenapa ayahnya ditangkap polisi. Ia hanya meyakini, ujian yang menimpa ayahnya adalah fitnah dari orang lain. “Saat itu saya tidak tahu, saya tanya ke mamah, tapi mamah ga mau cerita. Waktu itu saya tahunya dari TV kalau ayah memang ditangkap polisi,” cerita Gilang, mengenang.
Sejak saat itu, Gilang tidak berani lagi mencari tahu apa yang terjadi dengan ayahnya. Ejekan dan ledekan dari teman-temannya kerap kali ia dengar. “Awas ada anak teroris,” kata Gilang menirukan cibiran teman-temannya.
“Rasanya sedih, perasaannya sakit hati jika mengenang itu. Biasanya mamah kesini kalau punya uang, terus ngajakin Gilang nengokin ayah di penjara,” ungkap Gilang, tertunduk sedih.
Alhamdulillah hingga saat ini, Gilang sudah duduk di kelas VII (Tujuh) Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT) Al Husnah, Cikampek – Jawa Barat.
“Ingin Jadi Ulama Akhirat Seperti Kyai Zen”
Putra sulung dari empat bersaudara pasangan Enjang dan Entin ini memiliki akhlak yang baik. Di sela aktivitasnya sebagai seorang santri, ia seringkali membantu menjaga warung pak Rahmat, guru dan pembimbing di sekolahnya. “Saya selalu curhat sama pak Rahmat, kalau ada apa-apa,” tutur Gilang, menunjukan kedekatannya dengan gurunya.
Ia tengah menghilangkan kesedihan dengan menyibukan diri melalui berbagai kegiatan dan semangat belajar demi meraih cita-cita. Rutinitasnya sebagai santri di SMPIT Al Husnah sangat ia cintai. Bahkan, cita-cita dalam hidupnya terinspirasi dari pemilik pesantren tersebut.
“Yang membuat saya semangat belajar adalah karena pengen mencari ilmu yg dapat bermanfaat untuk orang tua dan temen-temen. Karena itu, cita-cita saya ingin jadi ulama akhirat, seperti Kyai Zen,” papar Gilang seraya tersenyum.
“Saya selalu berdo’a, mudah-mudahan saya bisa belajar di sekolah ini sampai selesai. Atau seperti biasa saya akan menemui pak Rahmat bagaimana caranya supaya saya tetap sekolah” katanya dengan tegar, saat ditemui Alimudin Baharsyah, tim Badan Wakaf Alquran (BWA) pada Senin (24/6) lalu.
Melalui Indonesia Belajar (IB), BWA menyambungkan harapan Gilang kepada para dermawan. Uluran tangan Anda memastikan Gilang meraih cita-citanya. []
Silahkan klik disini untuk donasi.