Prahara meletusnya Gunung Merapi pada 2010 lalu hampir menghancurkan seluruh infrastruktur desa. Termasuk beberapa mata air yang selama ini menjadi andalan warga telah hilang diterjang lahar dingin.
“Tadinya ada mata air di arah tiga kilometer ke puncak merapi yang menjadi andalan warga, namun kini sudah hilang akibat lahar dingin,” ujar Dedi Prasetiyo, salah seorang warga Kecamatan Muntilan, Magelang melaporkan kepada Badan Wakaf Al Qur’an (BWA), beberapa waktu lalu.
Kajian mendalam mengenai lokasi sebelum mensurveinya segera dilakukan Darminto, selaku koordinator program Water Action For People (WAFP) – BWA. Dan Alhamdulillah, pada Kamis (18/4) lalu ia telah melakukan peninjauan lokasi bersama warga. Hasilnya, setelah menyusuri sungai Tlingsing di peroleh 4 titik sumber mata air.
Sungai ini sudah merupakan wilayah Dusun Babadan. “Alhamdulillah terdapat empat mata air di Dusun Babadan. Babadan merupakan dusun paling puncak yang berada di lereng Gunung Merapi sisi Magelang,” ungkap Darminto.
Berdasarkan temuan tersebut, Insya Allah, BWA tengah membuat bak penampung air berukuran 13 meter kubik pada akhir September 2013. Bak tersebut difungsikan untuk menampung air dari empat mata air yang muncul di sela-sela bebatuan batu kali di lembah sungai Tlingsing.
Cor Empat Sisi, Strategi Pertahankan Bak dari Terjangan Lahar Dingin
“Agar bak ini lebih tahan dari terjangan material lahar dingin, maka keempat sisinya akan dicor dengan beton,” beber Darminto.
Rencananya, bak yang akan menampung empat sumber mata air ini kemudian disalurkan melalui tiga pipa output, yang salah satunya akan dialirkan ke Dusun Trono.
Insya Allah, air akan mengalir dengan debit sekitar 7 liter per detik. Diperkirakan akan mampu memenuhi kebutuhan ratusan Kepala Keluarga (KK) di Dusun Trono, dan beberapa dusun lain yang berada di Desa Krinjing dan sekitarnya.
Sungguh, kejaiban harta wakaf yang anda donasikan,memastikan setiap tetes air yang mereka gunakan menjadi pahala bagi Anda!
Klik disini untuk wakaf!