Bila diibaratkan dengan peperangan, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Ustadz Kadrun (44 tahun) adalah panglimanya sedangkan Pondok Pesantren Misbahul Khoir sebagai bentengnya. Karena dalam naungan Pesantren Misbahul Khoir tersebut, ia bersama 29 rekan da’i lainnya, membina dan menjaga akidah sekitar 2000 warga Desa Mbawa dari pemurtadan.
Maklumlah, di pegunungan Doro Oromboha sisi Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memang rawan pemurtadan. Sebelum pesantren tersebut berdiri, Kadrun kerap kali mendengar orang-orang Islam yang terbujuk menjadi Katolik atau Protestan.
Tentu, itu membuat lelaki kelahiran Mbawa 31 Desember 1969 tersebut menjadi resah. Keresahan tersebut mendorongnya merantau ke Makassar untuk memperdalam agama Islam. Setelah mengantongi ijazah sarjana Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Hukum UIN Alaudin Makassar, ia pun kembali ke kampung halamannya.
Karena merasa tidak mungkin bisa berjuang dan membina warga sendirian, pada 2003 di Dusun Sori Fo’o ia pun mendirikan Pesantren Misbahul Khoir. Perlahan tapi pasti. Dengan dibantu puluhan ustadz dan ustadzah yang mengabdi di pesantrennya, Kadrun pun membalik keadaan.
Hasilnya? Dalam sepuluh tahun berdakwah di tengah masyarakat, tidak kurang dari 310 warga Mbawa masuk Islam. Serta hampir separuh dari 4500 warga Mbawa yang sudah dewasa dibina di Misbahul Khoir. “Jadwal pembinaan sebulan dua kali untuk warga Muslim, sedangkan untuk yang baru masuk Islam (mualaf) dijadwalkan setiap hari,” ujar Kadrun.
Selain minim tenaga pembina dan fasilitas gedung, Kadrun pun menyatakan bahwa pesantrennya membutuhkan banyak Al-Qur’an dan berbagai buku Keislaman, sejadah, kerudung dan masjid. Maklumlah tanah pesantren yang luasnya 2,3 hektar tersebut di atasnya baru dibangun tiga ruang kelas dan beberapa meja kursi saja.
“Bantuan yang kami harapkan untuk masyarakat yaitu Al-Qur’an, kerudung untuk para mualaf, sajadah dan pembangunan mushala atau masjid untuk membina para mualaf ini, karena kami sampai saat ini hanya memiliki 3 ruang belajar,” ungkapnya.
Al Qur’an Road Trip Doro Oromboha adalah sarana untuk mendukung dakwah di desa-desa sekitar lereng gunung, meliputi 4 kecamatan yakni kecamatan Madapangga kecamatan Donggo dan kecamatan Woha Serta Kecamatan Sila Ada sekitar 20 desa yang akan menjadi daerah sasaran distribusi Al Qur’an. Project Al Qur’an Road Trip ini merupakan sarana untuk menjalin silahturahmi dengan para da’i di daerah tersebut, sekaligus menggali tantangan yang dihadapi dan potensi pengembangan masyarakatnya.
Badan Wakaf Al-Qur’an berencana mendistribusikan sekitar 3.000 (tiga ribu) Al-Qur’an wakaf pada bulan Maret 2014 mendatang.
Wakaf Al-Qur’an dari Anda tentu saja akan menjadi pelita kebaikan (misbahul khoir) bagi kaum muslimin dan para muallaf di lereng gunung Doro Oromboha serta kita semua, baik di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Aamiin.[]
Anda berminat? Klik disini untuk wakaf!