Eramuslim.com – Koordinator lapangan (Korlap) atau Panglima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)-MUI, H Munarman SH, mengungkap temuan di balik penembakan gas air mata yang dilakukan aparat ke tengah peserta Aksi Bela Islam II dan para ulama, pada Jum’at (4/11/2016).
Aksi 411, awalnya berjalan dengan sangat tertib dan damai. Lebih dari dua juta kaum Muslimin diperkerikan membanjiri Masjid Istiqlal, Jalan Merdeka, hingga Istana Negara.
Namun, saat beranjak malam, kericuhan terjadi. Tak lama setelah Adzan Shalat Isya berkumandang, Pembina GNPF-MUI, sekaligus Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab melanjutkan orasi. Tak hanya itu, Habib Rizieq juga dengan tegas mengarahkan massa agar tidak ricuh dan mencegah terjadinya chaos.
Namun, sesaat setelah itu, kaum Muslimin peserta aksi yang tengah duduk tertib, justru diberondong gas air mata oleh aparat kepolisian. Korlap atau Panglima Aksi Bela Islam, bersama para ulama, berusaha menangkan massa dan mengajak mereka memanjatkan doa. Bukannya berhenti, rentetan tembakan gas air mata justru semakin terdengar, bahkan dari letusan terlihat, tembakan sengaja diarahkan kepada para ulama.
Menurut Munarman, selaku panglima aksi, temuan tim investigasi GNPF-MUI di lapangan, aparat menggunakan gas air mata RED cartridges “Extra strong” 45mg.
“Jadi itu yang mungkin bisa menyebabkan kematian,” kata Munarman dalam konferensi pers GNPF-MUI, di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, pada Sabtu (5/11/2016).
Munarman mengungkapkan, dirinya bisa saja memerintahkan para peserta aksi yang sudah siap syahid, untuk menyerbu Istana Negara. Namun, hal itu tak dilakukan karena berkomitmen bahwa aksi yang digelar adalah aksi damai.
Kemudian, ia mengutuk terjadinya aksi penembakan brutal aparat kepolisian ke tengah peserta aksi dan para ulama.
Untuk itu ia menyerukan agar kaum Muslimin di berbagai daerah menerus perjuangan, hingga tujuannya tercapai yakni menghukum Ahok, penista Al-Qur’an dan mengutuk aksi penembakan gas air mata kepada para ulama.
“Saya menyerukan kepada Umat Islam di seluruh Indonesia untuk mulai besok terus melakukan aksi-aksi yang menunjukkan memprotes peristiwa 4 November. Teruskan perlawanan kita! Dan kita akan bikin, kita akan undang lagi aksi yang juga lebih besar!” tegas Munarman disambut pekikan takbir. (ts/Panjimas)