Eramuslim.com – Kekuasaan rezim Jokowi-JK hampir setahun. Namun kerusakan bangsa dan negara ini sudah begitu besar. Utang sudah melebihi 4.000 triliun rupiah dan terus akan bertambah. Berbagai BUMN diagunkan demi utang. Harga-harga kebutuhan pokok naik terus. PHK massal sudah terjadi memiskinkan ratusan ribu hingga jutaan rakyat pribumi Indonesia. Aseng kian foya-foya dan tak tahu diri di negeri ini. Asing kian menjadi tuan bagi pribumi. Indonesia, negeri yang subur makmur gemah ripah loh jinawi, sekarang tengah meluncur menuju jurang kebinasaan. Negeri yang kaya raya ini sekarang dinikmati oleh Aseng dan Asing, sedangkan kaum pribuminya kembali ke masa penjajahan dan perbudakan. Tidak percaya?
Pergilah ke mal atau pusat perbelanjaan, boleh yang menengah atau mewah juga tidak apa-apa. Lihat, di sana bangsa pribumi Indonesia bekerja siang malam menjadi tenaga kasar, ada yang jadi satpam, cleaning service, office boy, penjaga toko, tukang parkir, hingga menjadi pengamen dan pengemis yang berjajar di pinggiran jalan. Sedangkan Aseng dan Asing menjadi bos-bos besar, dari pemilik toko, hingga menjadi pemilik dari pusat perbelanjaan itu sendiri. Negeri ini siapa yang punya? Aseng?
Pergilah ke pusat perbelanjaan, lihatlah betapa sombongnya orang-orang pendatang itu di negeri bernama Indonesia. Mereka berjalan dengan dada, dan perut, yang maju ke depan, dengan pandangan mata yang angkuh dan tidak tahu diri, diikuti oleh pembantunya, baby sitter atau bedinde pribumi dengan tangan yang penuh membawa barang belanjaan, yang hanya akan disuruh berdiri saja menjaga bayi dan kereta belanjaan, sementara si Aseng atau si Asing duduk enak-enakan menyantap makanan lezat di sofa yang empuk.
Di berbagai perusahaan, gaji dan fasilitas si Aseng, walau hanya tamatan S1, bisa lebih bagus dan banyak ketimbang pekerja pribumi sarjana yang sebenarnya jauh lebih pintar dan ulet. Diskriminasi gaji dan fasilitas berdasarkan rasial ini sudah terjadi sejak lama, hanya saja jarang diungkap ke publik. Diskriminasi ini terjadi, terlebih-lebih di perusahaan milik Aseng.
Punya siapakah negeri kaya bernama Indonesia Raya ini? Apakah punya mereka? Tentu tidak. Ketika negeri kaya ini dijajah Belanda dan kaum kolonialis lainnya, yang angkat senjata kebanyakan adalah kaum pribumi. Yang berjuang mengorbankan darah dan nyawa kebanyakan kaum pribumi. Sedangkan Aseng kebanyakan menjadi kaki tangan penjajah, kebanyakan menjadi pelayan-pelayan kaum penjajah, menjadi tukang pukul atau satpam kaum penjajah. Kaum pribumilah yang telah memerdekaan bangsa dan negeri ini dari tangan penjajah dengan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhana wa ta’ala.
Namun kondisi Indonesia sekarang sudah tidak bisa dibedakan dengan masa penjajahan kembali. Senjata mereka bukan lagi pistol atau meriam, tapi senjatanya sekarang adalah uang dan perempuan. Sebab itu, kesadaran bangsa ini harus dibangungkan, harus dibangkitkan kembali. INDONESIA ADALAH MILIK PUTERA DAN PUTERI INDONESIA! Bukan Aseng dan bukan Asing. Kita adalah tuan di negeri kita sendiri.
Sebab itu, rezim penjilat dan pelayan Aseng dan Asing harus diganti secepatnya. Awal dari revolusi adalah kesadaran rakyat pribumi yang mulai terbangun. Sebab itu, tidak ada salahnya kita kembali menyimak sebuah pidato yang disampaikan Letjen (Purn) Prabowo Subianto, berjudul “Masa Depan Indonesia dan Tantangan 20 Tahun Ke Depan”. Pidato ini disampaikan Prabowo di depan forum Soegeng Saryadi Syndicate, tahun 2013. Masih sangat relevan dengan kondisi bangsa dan negara sekarang. Berikut videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=zvcXWPVDh-k
https://www.youtube.com/watch?v=zvcXWPVDh-k