Allah sebagai Robb tentunya sudah dikenal dan dilafazhkan sejak manusia pertama, Adam as. Hal itu bisa dilihat dari beberapa ayat ang menyebutkan kata-kata Robb pada masa-masa manusia pertama itu dan keluarganya.
فَتَلَقَّى آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya : “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Robbnya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Baqoroh : 37)
Artinya : “Kemudian Robbnya memilihnya maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (QS. Thaha : 122)
Dan kalimat “Robb semesta alam” ini dikatakan oleh Habil, anak dari Adam as yang hendak dibunuh oleh saudaranya sendiri, Qabil setelah Allah hanya menerima kurban dari Habil dan tidak dari Qabil, sebagaimana dikisahkan didalam firman-Nya :
لَئِن بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَاْ بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لَأَقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
Artinya : “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.” (QS. Al Maidah : 28)
Allah swt memiliki nama-nama yang banyak sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya:
وَلِلّهِ الأَسْمَاء الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
Artinya : “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.” (QS. Al A’raf : 180)
Dan apa yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghitungnya maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhori)
Allah sendirilah yang menamai diri-Nya sendiri dan para ulama berpendapat bahwa nama-nama-Nya tidaklah terbatas 99 dan hanya Dia lah yang mengetahui jumlahnya, berdasarkan apa yang oleh Imam Ahmad dari Abdullah ia berkata; Rasulullah saw bersabda: “… Aku memohon kepada-Mu dengan segenap nama-Mu atau yang Engkau namai diri-Mu dengannya, atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang dari makhluk-Mu atau engkau turunkan di dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur`an sebagai penyejuk hatiku dan cahaya dadaku serta penawar kesedihanku dan pelenyap dukaku.”
Kemudian tidaklah dikatakan beriman seorang yang hanya mengimani nabi-nabi sebelum Muhammad saw sementara dia tidak memeluk islam setelah kedatangan Nabi Muhammad saw dikarenakan syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw adalah syariat terakhir yang menghapuskan syariat nabi-nabi sebelumnya.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sesungguhnya keimanan yang benar dari seorang Yahudi pengikut Musa akan menjadikannya juga beriman dengan Isa setelah kedatangan Isa as. Begitu juga dengan keimanan yang benar dari seorang Nasrani pengikut Isa akan menjadikannya beriman pula dengan Muhammad saw dan memeluk Islam.
Selanjutnya tentang pengertian surat Al Baqoroh ayat 62 silahkan anda baca artikel sebelumnya ang berjudul “Al-Baqarah dan Kebenaran Semua Agama”
Wallahu A’lam