Assalamualaikum Ustadz:
Saya mempunyai permasalahan yang membuat saya resah, yaitu tentang tahun lahir saya. Sejak saya SD sampai lululs PT, di ijasah, KTP/SIM, surat nikah maupun akta kelahiran saya tertulis lebih mudah setahun (tertulis 1977, padahal (mungkin) saya lahir 1976. Saya tidak tahu mengapa hal ini bisa keliru. Yang salah menulis mungkin waktu pendaftaran masuk SD atau mungkin orang tua saya keliru menuliskannya, maklum kami tinggal di desa yang waktu itu akses membuat akte tidak bisa langsung dibuat (baru membuat ketika sudah SMP), dan seringkali tanggal lahir sering keliru. Apakah hal ini tergolong pemalsuan atau pembohongan? Terus terang saya takut dengan masalah seperti ini. Bahkan kadang saya merasa berdosa, tak nyaman dan tak bisa tidurkarena saya berpikir telah membohongi banyak orang. Setiap urusan administrasi sehari-hari yang saya menyesuaikan seperti yang tertera di ijasah atau KTP/SIM. Apakah saya harus merubah semua biodata saya dari SD kecil sampai sekarang? Dan ini mungkin akan sangat merepotkan (sekolah saya sekarang sudah ada yang di tutup). Mohon pencerahannya Ustadz, terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Aljun yang dimuliakan Allah swt
Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya kejujuran mengarahkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengarahkan kepada surga. Sesungguhnya dusta mengarahkan kepada kejahatan dan kejahatan mengarahkan kepada neraka.” (HR. Buhori)
Imam Nawawi menyebutkan makna hadits ini menurut para ulama adalah bahwa kejujuran mengarahkan kepada amal shaleh yang suci dari segala ketercelaan dan kebaikan adalah kata menyeluruh dari kebaikan seluruhnya. Ada juga yang mengatakan bahwa kebaikan adalah surga dan bisa juga ia mencakup amal shaleh dan surga.
Adapun dusta mengarahkan kepada kejahatan, yaitu menyimpang dari sifat istiqomah. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah yang membangkitkan perbuatan maksiat. (Shahih Muslim bi Syarh an Nawawi juz XVI hal 241)
Dari hadits diatas dapat difahami bahwa dusta merupakan sarana yang bisa mengarahkan si pelakunya untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat dan kejahatan yang berakibat buruk tidak hanya terhadap si pelakunya namun terkadang juga terhadap orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Karena itu dusta adalah suatu perbuatan dosa yang tidak akan pernah bisa diterima oleh hati seorang mukmin yang senantiasa dihiasi oleh dzikir kepada Allah swt, dusta hanya akan terus menerus memunculkan keragu-raguan, kebimbangan atau kegalauan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari al Hasan bin Ali bin Abu Thalib berkata,”Aku telah menghafal sabda Rasulullah saw,’Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dan beralihlah kepada apa-apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan adalah keraguan.”
Karena itu setiap kali seorang mukmin berbuat dosa baik disengaja maupun tidak disengaja maka ia akan segera kembali kepada Allah dengan bertaubat dari perbuatan tersebut dikarenakan keimanan yang ada didalam hatinya tidak bisa disatukan dengan kedustaan yang dilakukannya.
Para ulama bersepakat bahwa dusta pada dasarnya adalah perbuatan yang diharamkan kecuali pada beberapa keadaan seperti didalam suatu peperangan, untuk menjaga kelanggengan hubungan suami istri, atau mendamaikan antara dua orang yang berselisih. Meskipun demikian didalam ketiga permasalahan yang dikecualikan itu tetaplah harus diupayakan untuk tidak berdusta kecuali jika tidak ada jalan lain selain dari dusta.
Firman Allah swt :
وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِّتَفْتَرُواْ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ لاَ يُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.” (QS. An Nahl : 116)
Terhadap permasalahan yang anda hadapi saat ini maka pada dasarnya adalah diharuskan bagi anda untuk memperbaiki kesalahan penulisan tahun tersebut pada dokumen-dokumen anda jika hal ini memungkinkan.
Dan ketika upaya perbaikan kesalahan ini sulit untuk dilakukan karena sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu atau dikhwatirkan akan memunculkan kemudharatan yang lebih besar, misalnya : terancamnya pekerjaan anda saat ini, berpengaruh pada gelar kesarjanaan anda maka cukuplah anda bertaubat kepada Allah atau memohon ampunan dari-Nya. Kemudian hendaklah anda memperbanyak dzikir untuk mengingat Allah swt agar diberikan ketenangan didalam hati anda.
Wallahu A’lam