Seperti Apakah Model Pertimbangan Amal Di Akherat Kelak?

Assalamualaikum ustadz,,, sebenarnya gmn sih bayangan pertimbangan amal d akhirat kelak, apakah di rinci sampai ke niat? mohon penjelasannya

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Novi yang dimuliakan Allah swt

Diantara kewajiban seorang muslim didalam keimanannya kepada hari akhir adalah mengimani adanya penimbangan (wazn) setiap amal hamba-hamba-Nya dengan adil, sebagaimana firman-Nya :

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ ﴿٤٧﴾

Artinya : “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al Anbiya : 47)

Al Qurthubi didalam kitab “at Tadzkirah” menyebutkan bahwa penimbangan amal-amal ini terjadi setelah perhitungan (hisab). Hal itu dikarenakan hisab adalah penetapan amal-amal sedangkan wazn (penimbangan) adalah penampakan ukuran amal-amalnya untuk mendapatkan balasan yang setimpal dengannya. (hal. 359)

Beberapa informasi menyebutkan bahwa ia adalah timbangan hakiki yang memiiliki dua anak timbangan dan Allah swt merubah amal-amal hamba kedalam bentuk fisik yang memiliki berat lalu yang berupa kebaikan diletakkan disatu anak timbangan sedangkan yang berupa keburukan diletakkan di satu anak timbangan lainnya. (al Iman Arkanuhu wa Haqiqatuhu hal 90)

Firman Allah swt :

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦﴾

Artinya : “(Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.” (QS. Luqman : 16)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa bihamdihi subhaanallaahil azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).”

Penimbangan pada hari itu sangatlah rinci dan detail. Tak satu amal pun—termasuk niat—meskipun hanya sebesar biji sawi kecuali akan dilakukan perhitungan dan penimbangan terhadapnya dengan seadil-adilnya.

Semoga Allah swt memberatkan timbangan kebaikan kita kelak dihari itu. Amin

Wallahu A’lam