Assalammu’alaikum wr wb.
Ustadz, InsyaAllah dalam waktu dekat saya akan menunaikan ibadah haji. Setelah mengikuti manasik haji, dan membaca tuntunan haji, sifat sabar paling banyak diperlukan selama ibadah di tanah suci.
Yang saya ingin tanyakan, bagaimana cara memupuk sifat sabar dalam keseharian kita nantinya, begitu banyak kesabaran kita akan diuji, bahkan diperlukan sabar segunung.
Karena faktor usia saya yang masih tergolong muda, kurang dari 30 tahun, maka wajar bila saya merasa kurang memiliki sifat sabar yang banyak.
Tapi saya terus berusaha untuk bisa menjaga diri sendiri agar jauh dari sifat-sifat merugi yang akhirnya dapat mengurangi nilai ibadah saya nantinya.
Terimakasih atas jawaban ustadz.
Wassalammu’alaikum wr wb
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Fatimah yang dimuliakan Allah swt
Ibadah haji seperti halnya ibadah-ibadah lain membutuhkan kesabaran didalam melakukannya selain daripada ilmu dan keikhlasan.
Sebagaimana diketahui bahwa terdapat tiga macam kesabaran didalam kehidupan seorang muslim :
- Kesabaran dari melakukan kemaksiatan
- Kesabaran didalam melakukan ketaatan
- Kesabaran atas setiap musibah yang menimpanya.
Pada umumnya setiap jiwa akan lari dari kesusahan, kesulitan, kepayahan maupun pengorbanan, sementara setiap ibadah yang diperintahkan Allah swt membututuhkan hal-hal diatas karena itu dibutuhkan kesabaran terhadap itu semua didalam melakukannya.
Tak diragukan lagi bahwa seorang yang melakukan ibadah haji diharuskan bersabar tatkala meninggalkan keluarganya di negeri asalnya, bersabar dengan berbagai manasiknya, bersabar dengan segala ujian dan cobaan selama berada di tanah haram.
Untuk itu seorang yang berhaji ke baitulah memerlukan kesabaran atas ketaatannya itu dalam tiga keadaan :
1. Sebelum manasik haji, yaitu dengan senantiasa menjaga kelurusan niatnya, ikhlas semata-mata karena Allah swt dan membersihkannya dari berbagai virus riya, nifak, ghurur dan penyakit-penyakit hati lainnya, sebagaimana dituntut Allah swt terhadap setiap orang yang beribadah kepada-Nya :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah : 5)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khottob bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”
2. Ketika melakukan manasik haji, yaitu tidak melalaikan Allah swt saat melakukannya serta menghilangkan rasa malas dalam menunaikan berbagai kewajiban dan sunnah-sunnah haji hingga akhir pelaksanaannya. Dengan begitu ia akan bersabar dari berbagai dorongan dan keinginan untuk berhenti dari menyelesaikannya.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُم مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ ﴿٥٨﴾
الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٥٩﴾
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.” (QS. Al Ankabut : 58 – 59)
3. Setelah manasik haji, yaitu tidak menyiarkan dan memamerkannya karena riya’ atau hanya untuk mendapatkan pujian maupun sanjungan manusia. Menjauhi sifat ujub dan segala sifat yang dapat membatalkan amal-amal manasiknya, sebagaimana firman Allah swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ ﴿٣٣﴾
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad : 33)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al Baqoroh : 264)
Semoga Allah swt memberikan karunia kepada anda dengan haji yang mabrur yang tidak ada balasan bagi seorang yang mendapatkan haji mabrur kecuali surga-Nya. Amin
Wallahu A’lam