Beliau mengatakan,’Sesungguhnya umat islam adalah umat yang saling senasib sepenanggungan dalam setiap keadaan, baik senang maupun susah, perang maupun damai. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak mengkhianati, tidak menghinakan dan tidak merendahkannya. Wajib bagi kaum muslimin untuk sebagian mereka mengokohkan sebagian yang lainnya seperti satu tubuh. Islam tidak membolehkan anda hidup dalam keadaan kenyang dan melupakan saudara-saudara anda.” Dia juga menambahkan,”Didalam fiqih Islam disebutkan apabila seorang wanita muslimah ditawan di sebelah timur maka wajib bagi orang-orang yang di sebelah barat utnuk membantu membebaskannya.” (www.eslaah.net)
Suatu hal yang patut dibanggakan adalah munculnya solidaritas kaum muslimin dunia, termasuk di Indonesia, terhadap permasalahan yang sedang dihadapai saudara-saudara mereka di Gaza, Palestina. Mereka mengecam berbagai aksi biadab yang dilakukan para tentara Zionis dan pada saat yang sama mereka menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap penderitaan kaum muslimin di Gaza.
Mereka menunjukkan bahwa islam tidaklah dibatasi oleh wilayah, warna kulit, suku bangsa atau bahasa karena islam adalah agama Allah yang mengikat seluruh umatnya dengan dua kalimat syahadat. Berbagai aksi mendukung perjuangan rakyat Palestina terus dilakukan mulai dari doa bersama, shalat ghaib, pengumpulan dana bantuan, pengiriman obat-obatan dan tim medis hingga para sukarelawan yang siap diberangkatkan untuk berjihad di bumi Palestina. Sebuah suasana yang harus senantiasa kita syukuri.
Dari Zaid bin Khalid bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda,”Barangsiapa yang mempersiapkan dirinya untuk berperang di jalan Allah maka sesungguhnya dia telah berperang.” (HR Bukhori Muslim)
Jadi apa yang telah dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dunia dengan berlatih untuk bisa diterjunkan ke medan jihad di Palestina adalah sudah dianggap sebagai bagian dari jihad di jalan Allah swt.
Hal lain yang dibutuhkan bagi setiap orang yang ingin bejihad dijalan Allah adalah meningkatkan rasa tawakal dan ridho dengan segala ketentuan Allah swt atas dirinya dan bahwa segala musibah yang diterimanya adalah atas kehendak-Nya yang tidak ada sesuatu pun bisa menghalanginya, termasuk didalamnya luka ataupun gugur di medan pertempuran.