saya mau bertanya. bagaimana caranya agarSaya lebih mencintai dan percaya pada Allah.! terima kasih
Assalamualaikum wr.wb
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Derisap yang dimuliakan Allah swt
Sesungguhnya tidaklah bisa dipisahkan antara kecintaan (mahabbah) seseorang kepada Allah swt dengan keimanan (percaya) kepada-Nya. Bahkan syarat dari keimanan seseorang kepada-Nya adalah memberikan cintanya kepada-Nya dengan tulus dan sepenuhnya diatas kecintaannya kepada selainnya, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya :
Artinya : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqoroh : 165)
Tentang makna وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ (Dan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah), Ibnu Katsir mengatakan bahwa kecintaan mereka (orang-orang beriman) kepada Allah, bentuk kesempurnaan ma’rifat (pengenalan) mereka kepada-Nya, pengesaan mereka kepada-Nya adalah mereka tidak menyekutukan Allah swt dengan sesuatu akan tetapi mereka menyembah-Nya saja, bertawakal kepada-Nya serta mengembalikan segala permasalahan mereka kepada-Nya. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz I hal 476)
Firman Allah lainnya :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (QS. Al Maidah : 54)
Serta sabda Rasulullah saw,”Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Markaz al Fatwa didalam penjelasannya tentang hadits diatas menyebutkan bahwa untuk menyempurnakan kecintaan seseorang kepada Allah dan menjadikannya lebih diutamakan dari kecintaan kepada yang lainnya maka menuntut pula disempurnakannya beberapa perkara berikut :
1. Keyakinan seseorang bahwa Allah swt yang mengadakan diri orang itu dari sebelumnya tidak ada, menyempurnakan nikmat-Nya kepada dirinya baik nikmat lahir maupun batin, sebagaimana firman-Nya :
Artinya : “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl : 18)
2. Memikirkan tentang kerajaan langit dan bumi, kebesaran ciptaan-ciptaan-Nya yang menunjukkan keagungan keagungan Sang Penciptanya dan Yang Mengadakan segala sesuatu didalamnya.
3. Mentadabburi (merenungi) nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang menunjukkan kasih sayang dan kebaikan-Nya, ilmu dan kemuliaan-Nya, kelembutan kepada hamba-hamba-Nya. sesungguhnya merenungi sifat-sifat ini mewariskan kecintan dan pengagungan Allah swt didalam hati.
4. Mengetahui bahwa segala sesuatu yang dicintai di dunia, seperti : diri sendiri, keluarga atau harta sesungguhnya berasal dari kemuliaan Sang Pemberi Nikmat yang besar, yaitu Allah swt maka mencintai Allah swt lebih utama dan didahulukan daripada mencintai segala yang dicintainya.
5. Meyakini dengan sempurna bahwa tidaklah sempurna keimanan seseorang kecuali dengan mengedepankan kecintaannya kepada Allah swt diatas segala kecintaannya terhadap segala sesuatu di dunia.
6. Berdoa kepada Allah swt bahwa Dia lah yang memberikan rezeki cinta-Nya kepadamu lalu Dia juga yang menjadikan kecintaanmu kepada-Nya lebih diutamakan diatas segala kecintaan terhadap yang lainnya. Diriwayatkan dari Daud as bahwa dia berdoa dengan doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَالْعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنْ الْمَاءِ الْبَارِدِ
Artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kecintaan-Mu, dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta amalan yang menyampaikanku kepada kecintaan-Mu. Ya Allah, jadikanlah kecintaanMu lebih aku cintai daripada diriku, keluargaku serta air dingin.”
Doa ini meski sanadnya lemah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi namun tidak mengapa digunakan untuk berdoa. (Markaz al Fatwa, Fatwa No. 22296)
Wallahu A’lam