Assalamu’alaikum wr wb
Ustadz rohimaulloh, saya ingin sekali mengetahui tentang salah satu bunyi hadist "Barang Siapa melalui jalan untuk mencari pengetahuan (agama), Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga". Apakah hadist itu merupakan hadist yang sahih sehingga bisa saya gunakan untuk memberikan hujjah tentang majelis ilmu? Mohon penjelasan dari Ustadz. Jazakalloh
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Abdulloh Surkawi yang dimuliakan Allah swt
Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”… Barangsiapa yang melalui suatu jalan untuk mendapatkan ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga..” Hadits juga diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Hurairoh dan dia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
Hadits tersebut berisi kabar gembira bahwa Allah swt akan memberikan kemudahan kepada orang-orang yang gemar menuntut ilmu agama untuk memasuki surga-Nya. Hadits terebut juga menjadi dalil dianjurkannya untuk mendatangi majlis-majlis ilmu agama walaupun dirinya harus menempuh jarak yang jauh dari tempat tinggal atau negerinya sebagaimana yang pernah dialami oleh Musa as yang menemui Khaidir as dan meminta darinya agar mau mengajarkannya ilmu, sebagaimana firman Allah swt :
قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا
Artinya : “Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?" (QS. Al Kahfi : 66)
Atau juga apa yang pernah dilakukan oleh Jabir bin Abdullah dengan melakukan suatu perjalanan hingga satu bulan menemui Abdullah bin Qais untuk mendapatkan sebuah hadits saja.
Senada dengan hadits diatas adalah apa yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada dijalan Allah swt hingga dia kembali.” Lalu Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Meski hadits tersebut dinyatakan lemah oleh Al Banni didalam “As Silsilah adh Dhoifah”
Tentunya bukan hanya kepemilikan ilmu pengetahuan agama yang menjadi standar dimudahkannya ke surga akan tetapi kepemilikan tersebut harus dibarengi dengan perasaan takut kepada Allah swt akan amanah ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Perasaan takut itu menghasilkan amal-amal shaleh yang merupakan buah dari ilmunya, maka inilah yang disebut dengan ulama, sebagaimana firman Allah swt :
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir : 28)
Artinya : “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah : 11)
Sedangkan diantara keutamaan majlis ilmu itu sendiri telah disebutkan Rasulullah saw dalam sabdanya,”Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari rumah Allah swt lalu membaca kitab Allah swt, mempelajarinya diantara mereka kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi dengan rahmat dan dikelilingi para malaikat dan mereka pun disebut-sebut Allah dihadapan hamba-hamba yang ada di sisi-Nya.” (HR. Tirmidzi, dia mengatakan : Hadits Hasan Shahih)
Didalam riwayat dari Muawiyah bahwa Rasulullah saw keluar menuju suatu halaqoh (pekumpulan) para sahabatnya. Beliau saw bertanya,”Majlis apa kamu ?” mereka menjawab,”Kami melakukan majlis ini untuk mengingat Allah swt, memuji-Nya yang telah menunjukki kami kepada agama islam dan nikmat-nikmat-nya kepada kami.” Beliau saw bersabda,”Jibril as telah mendatangiku dan memberitahuki bahwa Allah swt membanggakan kalian dihadapan para malaikat.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i, Tirmidzi mengatakan : Hadits Hasan Shahih)
Wallahu A’lam