assalamualaikum ustad..semoga ustad dibawah rahmat Allah selalu..semoga ilmu yang dicurahkan didalam web ini berterusan dan diberkati Rabbbul Izzati amin..semoga mendapat pahala yang berterusan bagi ustad dan juga para pembaca..ini soalannya ustad..ustad saya nak tahu macam mana untuk menangani duit riba didalam bank? untuk pengetahuan ustad.bapa saya menyimpan duit di sebuah bank di malaysia yang x lari dari sistem kafir ini iaitu sistem berasaskan riba.dan skrg mempunyai duit riba sebanyak RM15 000 .apa yang saya tau(maaf jika saya silap) duit riba jika kita tak dpt mengelakkan dari mengambil keuntungannya ianya harus digunakan untuk kepentingan awam contohnya membaiki lampu jalan,membaiki tandas awam yang rosak n etc..bolehkah sekiranya bapa saya menggunakan duit itu untuk menolong saudaranya yang yatim? atau boleh kah digunakan untuk membina taman dihadapan rumah peribadi tetapi kegunaan taman tersebut adalah untuk org2 awam@ anak2 kampung? atau bolehkah digunakan untuk libur bersama keluarga? Apakah hukum2 yang dikeluarkan ulamak mengenai masalh ini??terima kasih ya ustad atas jawapannya..moga pertanyaan ini cepat dijawab..jazakallahukhoironkathiro
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Linasaif yang dimuliakan Allah swt
Sebagaimana telah diketahui bahwa riba termasuk didalam golongan dosa-dosa besar yang diharamkan Allah swt terhadap kaum muslimin, hal itu ditandai dengan adanya ancaman Allah swt untuk memerangi orang-orang yang melakukan praktek riba, sebagaimana firman-Nya :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al Baqoroh : 278 – 279)
Ayat ini memerintahkan orang-orang yang berinteraksi dengan uang riba untuk segera bertaubat kepada Allah swt dengan hanya mengambil pokok hartanya saja dan berprinsip bahwa tambahan dari pokoknya itu adalah riba.
Al Qurthubi mengatakan bahwa ayat “dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu” adalah sebagai penegasan akan pembatalan atas apa yang belum mereka genggam dan agar mengambil pokok hartanya yang tidak mengandung riba didalamnya. (al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz III hal 314)
Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan bahwa tidak halal bagi seorang muslim untuk mengambil bunga bank (duit riba). Adapun langkah yang harus diambil bagi seorang yang mendapatkan bunga bank, menurutnya, hendaklah dia sedekahkan kepada fakir miskin atau disalurkan pada proyek-proyek kebaikan atau lainnya yang oleh si penabung dipandang bermanfaat bagi kepentingan islam dan kaum muslimin. Karena harta haram itu bukanlah milik seseorang, uang itu bukan milik bank atau milik penabung, tetapi milik kemaslahatan umum.
Tidak diperbolehkan bagi seseorang mengambil bunga bank untuk kepentingan dirinya, dan jangan pula membiarkannya menjadi milik bank sehingga dimanfaatkan karena hal ini akan memperkuat posisi bank dalam bermuamalat secara riba. Tetapi hendaklah ia mengambilnya dan menggunakannya pada jalan-jalan kebaikan. (Fatwa-fatwa Kontemporer juz I hal 764 – 765)
Dengan demikian dibolehkan bagi ayah anda untuk mensedekahkan bunga bank (duit riba) itu kepada anak-anak yatim dikarenakan ia termasuk didalam golongan orang-orang fakir dan miskin dari kaum muslimin.
Sedangkan digunakan untuk memperbaiki atau membina taman pribadi, apabila taman itu adalah milik pribadi ayah anda maka ini termasuk didalam memanfaatkan harta haram untuk kemaslahatan si penabung dan ini tidak diperbolehkan adapun apabila taman itu milik masyarakat umum (awam) maka hal itu diperbolehkan.
Begitu pula halnya dengan penggunaan duit riba untuk liburan keluarganya maka hal ini tidak diperbolehkan.
Wallahu A’lam