Puasa Daud ini pun memiliki keutamaan yang sangat besar, yang mana ia adalah salah satu puasa yang sangat dicintai Allah Subhaana Wa Ta’ala, seperti yang disebutkan pada hadis dibawah:
أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari berikutnya.” (HR. Bukhari no. 1131)
Melihat kasus dalam pertanyaan saudara Hendi tadi, untuk kasus pertama, bila saja ada kekhawatiran ancaman terhadap makanan mudharat dari Penjara, itu kejahatan HAM luar biasa bila terjadi. Tapi perlu diperjelas disini, tentunya tidak bisa dikatakan secara umum semua pihak pengelola lembaga kemasyarakatan punya kebijakan jahat memberikan makanan yang terpapar kemudharatan kepada salah seorang tahanannya.
Untuk menghindari ancaman makanan yang mudharat atau makanan yang syubhat tersebut , mungkin bisa disiasati cara mendapatkan supplai makanan tersebut, yang bersangkutan dapat meminta kesediaan pihak keluarga atau sahabat atau pihak yang dipercaya untuk mengirimkan setiap harinya ke lembaga permasyarakatan . Tapi bila LP (lembaga Pemasyarakatan) berada di luar negeri , dimana negara tersebut tidak mengindahkan halal atau haramnya makanan, dan tidak ada pihak keluarga di kota atau negara tersebut , maka solusinya insyaAllah bertawakallah kepada Allah, konsumsi sekedarnya tanpa berlebih, dan tambahkan dengan perbanyak amalan berpuasa, yang tentunya puasa tidak dilakukan setiap harinya.
Bila sudah dilakukan semua ikhtiarnya, sekali lagi bertawakallah kepada Allah SWT, mudharat apapun tidak akan tertimpa kecuali atas izin Allah SWT.
Dan untuk kasus kedua, dalam keterbatasan materi, bila itu terjadi , banyak banyak berdoa kepada Allah SWT agar dilepaskan dari lilitan kesulitan sgera mungkin. Bila dalam kondisi kesulitan demikian , tanpa menjadikan diri dan keluarga meminta minta kepada pihak lain, maka bisa disiasati pengaturan seketat mungkin , minimal bujet yang ada , belilah sembako-sembako yang harganya tidak terlalu tinggi agar tidak terjadi kekurangan makanan yang mengakibatkan berpuasa terus menerus. Minimal berpuasa bisa dilakukan selang seling hari, karena tubuh ini ada haknya untuk memberikan enerji untuk beramal dan beribadah. Maka jikalau puasa diniatkan dengan Puasa Daud insyaAllah bisa terselesaikan masalahnya , smoga sgera diberikan solusi dari Allah dan tentunya meraih ganjaran puasa khusus dari Allah SWT.
Wallahu A’lam Bisshowwab
Ust Zidni TD Muhammad, Al Hafidz, at Yarmouk University Yordania
Pertanyaan selanjutnya silahkan kirim ke email dibawah ini, insyaAllah akan diupayakan dijawab.