Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pak Ustadz Yth, saya seorang laki-laki, usia 32 tahun, menikah dan alhamdulillah telah dikaruniai 2 orang putra. Sebelumnya saya juga mau ngasih tau bahwa saya selama ini adalah seorang perokok dan peminum kopi yang lumayan berat serta aktif olahraga badminton 2 kali seminggu.
Begini pak ustadz, awal bulan Nopember 2007 kemarin, saya merasakan keluhan seperti melayang dan rasa seperti pusing berat di kepala. Kemudian saya berobat ke dokter, dan dikasih obat dosis 3×1.
Pada waktu saya mau minum obat yang ketiga (masih pada hari pertama), begitu sholat isya’, dan setelah selesai sholat isya’ saya merasakan cemas untuk yang pertama kalinya.
Perasaan cemas ini begitu kuat. Yaitu, rasa cemas akan kematian. Takut merasa bahwa ajal sudah dekat.
Memang selama ini saya akui bahwa saya jarang beribadah terutama sholat. Masih banyak bolong sholatnya. Saya bingung pak ustadz karena rasa cemas ini masih ada dalam pikiran saya sampai sekarang. Kemudian sekitar bulan Februari 2008, saya sempat dirawat di rumah sakit kurang lebih 3 hari karena kata dokter saya sakit tipes.
Saya sering browsing mencari artikel mengenai keluhan dan sakit yang sering saya rasakan, seperti rasa seperti melayang tadi, rasa seperti menusuk di uluhati, rasa seperti pegal di tulang belikat.
Pikiran sayapun macam-macam, jangan-jangan saya kena jantung koroner, dan lain-lain. Perasaan cemas dan takut tadi semakin menjadi-jadi. Kalau rasa cemas tadi datang, saya merasa lemas, lesu, rasanya malas mau ngapa-ngapain, karena merasa takut bahwa ajal sudah dekat.
Saya sudah berobat ke dokter, diruqyah, tapi masih belum ada hasil. Saya benar-benar bingung dan takut akan rasa cemas ini.
Kedua, apakah ini berhubungan dengan belum tasyakurannya rumah yang baru saya tempati?
Saya mohon jawaban dan saran dari pak ustadz. Oh iya pak ustadz, sejak menderita keluhan ini, saya berhenti total merokok, minum kopi dan juga olahraga badminton. Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan banyak terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wa’alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokaatuh
Saya coba menyimpulkan pertanyaan anda menjadi tiga buah :
Bagaimana menghilangkan perasaan cemas yang berlebihan ?
Semoga Allah swt senantiasa memberikan kesabaran kepada anda dalam menghadapi ujian ini, menjadikannya sebagai penghapus dosa dan kesalahan anda serta sarana untuk menaikkan derajat anda ke tingkat yang lebih tinggi.
Penyakit yang menimpa manusia ada dua macam :
1. Penyakit Fisik.
2. Penyakit Rohani.
Dalam menghadapi ujian penyakit tersebut diperlukan :
1. Keyakinan bahwa Allah swt selain menurunkan penyakit juga menurunkan obatnya, sebagaimana hadits Rasulullah saw : “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia turunkan juga obatnya.” (HR. Bukhori)
2. Keyakinan bahwa Allah lah yang menyembuhkannya sedangkan manusia hanya dituntut untuk berusaha mendapatkannya serta bertawakkal kepada-Nya. Firman Allah swt : “Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy Syu’ara : 80)
Alhamdulillah sejak anda merasakan kecemasan, ketakutan yang berlebihan hingga kehilangan semangat hidup, anda telah berusaha melakukan pengobatan baik secara medis maupun dengan ruqyah walaupun penyakit itu masih tetap muncul dalam diri anda. Ibnu Qoyyim al Jauziyah mengatakan bahwa penyembuhan yang dilakukan Rasulullah saw terhadap suatu penyakit meliputi tiga macam :
1. Penyembuhan yang bersifat alami.
2. Penyembuhan yang bersifat ilahi.
3. Penyembuhan yang menggabungkan keduanya.
(Zaad al Ma’ad juz IV hal.24)
Perasaan cemas, gelisah dan takut yang berlebihan yang anda rasakan bisa disebabkan dua hal :
1. Efek dari kebiasaan anda sebelumnya sebagai peminum kopi yang lumayan berat. Saya pernah membaca suatu artikel bahwa efek dari kafein menjadikan para pencandunya menderita insomnia (tidur tidak nyenyak) dan memacu kecemasan. Pada akhirnya rasa cemas ini dapat memunculkan kegelisahan, sulit tidur serta jantung berdebar. Terlebih lagi anda juga sebelumnya sebagai seorang perokok yang lumayan berat. (Alhamdulillah anda telah berhenti merokok semoga ini menjadi awal yang baik untuk kesehatan anda).
Untuk itu hendaklah anda tetap melakukan pemeriksaan medis untuk memastikan apakah betul permasalahan yang ada dikarenakan prilaku anda yang lalu?!.
2. Efek dari kegersangan hati anda yang jarang disirami oleh dzikir-dzikir mengingat Allah melalui pemeliharaan terhadap sholat.. Firman Allah swt : “Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.” (QS. Thoha : 14)
Untuk itu ada beberapa cara penyembuhan yang dikemukakan Ibnu Qoyyim yang bisa anda lakukan :
- Bertauhid Rububiyah (secara benar)
- Bertauhid Uluhiyah (secara benar)
- Meneguhkan keimanan / aqidah diatas dasar ilmu yang baik dan kuat.
- Meyakini bahwa Allah swt tidak pernah menzhalimi seorang hamba pun dan tidaklah Dia memberikan suatu (ujian / penyakit) kepada hamba-Nya tanpa sebab.
- Mengakui bahwa kezaliman ada pada diri manusia (bukan Allah swt)
- Bertawassul (dalam doa) dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, khususnya : Hayyun, Qoyyum.
- Meminta pertolongan hanya kepada Allah swt.
- Menguatkan pengharapan kepada-Nya.
- Menguatkan sifat tawakkal, penyerahan diri kepada-Nya serta meyakini bahwa ubun-ubun manusia didalam genggamannya dan Dia memperlakukan sekehendak-Nya, keputusan-Nya akan terus berjalan dan ketetapan-Nya pasti adil.
- Membahagiakan hati dengan senantiasa membaca Al Qur’an.
- Memperbanyak istighfar.
- Bertaubat.
- Berjihad
- Sholat..
- Menyandarkan daya dan upaya anda hanya kepada Allah swt.
(Zaad al Ma’ad juz IV hal.200 – 201)
Dengan cara-cara tersebut di atas, mudah-mudahan Allah swt menghilangkan apa yang anda keluhkan selama ini. Amin.
Apakah perasaan cemas tersebut dikarenakan tidak mengadakan tasyakuran rumah atau aqiqah ?
Perasaan cemas yang berlebihan tersebut tidak ada kaitannya dengan belum mengadakan tasyakuran rumah ataupun aqiqah sebagaimana penjelasan diatas. Kecuali jika memang fikiran itu terus-menerus menggelayuti fikiran sehingga berefek kepada perasaan-perasaan negatif diatas.
Tidak dibenarkan bagi seseorang mendahulukan sesuatu yang hanya tradisi bukan ibadah ketimbang hal-hal yang diwajibkan atau disunnahkan Allah swt. Tasyakuran hanyalah tradisi masyarakat sedangkan memberikan nafkah yang cukup kepada keluarga adalah kewajiban. Jangan sampai dalam kondisi anda sedang tidak mampu secara ekonomi namun anda tetap memaksakan diri untuk mengadakan tasyakuran karena mungkin akan berefek kepada tidak terpenuhi kebutuhan harian keluarga anda.
Bagaimana dengan waktu aqiqah untuk kedua putra saya ?
Adapun aqiqah merupakan sunnah Rasulullah saw terhadap bayi yang baru dilahirkan dengan menyembelih 2 ekor kambing jika bayinya laki-laki dan 1 ekor jika dia perempuan sebagaimana hadits Rasulullah saw : “Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang memenuhi persyaratan sedangkan anak perempuan satu ekor kambing.”(HR. Tirmidzi)
Hari penyelenggaraan aqiqah adalah pada hari ketujuh sejak kelahiran apabila dimungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka pada hari keempat belas. Jika tidak memungkinkan juga maka pada hari keduapuluh satu sejak kelahirannya. Dan jika tidak mungkin juga, maka dihari manapun. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi, “Aqiqiah disembelih pada hari ketujuh atau pada hari keempat belas atau pada hari keduapuluh satu.” (Fiqh as-Sunnah, edisi terjemahan jilid IV hal 300)
Wallahu A’lam