Diasuh Oleh Ust. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
Pertanyaan:
assalamualikum,,,,,ustad nama saya dani ,,,,ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan,,mohon jawabnya ya ustad,,,,,
selama ini kita selalu dengar ada anak yang durhaka kepada orang tua……
apakah ada orang tua yang durhaka kepada anaknya????bagaimana ciri2 orang tua yang durhaka kepada anknya???dan apa yang harus dilakukan anak itu kepada orang tua yang durhaka kepada anaknya???mohon jawabanya ustad,
terimakasih,,,,,,wasslkum,,,,,
dani.japan
Jawaban:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saudaraku Dani di Japan, semoga Allah SWT selalu membimbing anda walau pun berada di negeri seberang dan berpenduduk mayoritas non muslim.
Pertanyaan anda di atas berkenaan dengan hak anak terhadap orang tuanya atau dengan ungkapan lain apa saja kewajiban orang tua kepada anaknya, sehingga bila kewajiban tersebut diabaikan maka orang tua tersebut bisa masuk dalam kategori orang tua yang durhaka kepada anaknya karena telah melalaikan kewajibannya sebagai orang tua.
Ketika Allah ta’ala mewajibkan kepada anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, seperti dalam firman Allah ta’ala berikut:
“ووصينا الإنسان بوالديه إحسان…”.
“Dan Kami wasiatkan (perintahkan) kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya…” (Q.S: Al-Ahqaf: 15)
“وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا…”.
“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapak…”. (Q.S: Al-Isra’: 23)
Demikian juga dengan hadits Rasulullah SAW, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata: Seorang pria datang menghadap Rasulullah SAW dan bertanya:
“يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي ؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أمك. قال: ثم من؟ قال: أبوك
“Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?”. Beliau menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”. beliau menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “ibumu”. Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ayahmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Di sisi lain Allah ta’ala juga mewajibkan kedua orang tua untuk berlaku baik kepada anak atau keturunannya.
Diantara kewajiban orang tua kepada anaknya: Mendidiknya dengan pendidikan Islam, mengajarkan Al-Quran, memerintahkan shalat, memberikan nama yang baik, berlaku adil kepada anak-anaknya, memberi nafkah yang layak, mencarikan calon isteri yang shalihah atau calon suami yang shalih, mengajarkan prilaku yang baik dan lain sebagainya, memerintahkan putrinya menutup auratnya dan memelihara keluarganya dari segala yang menggiring mereka ke pintu nereka.
Allah ta’ala berfirman:
“يآأيها الذين ءامنوا قوآ أنفسكم وأهليكم نارا..”.
“Wahai orang-orang Mukmin, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari azab api nereka…”.
Masih banyak lagi kewajiban orang tua kepada anaknya dan bila orang tua melalaikan dan kewajiban-kewajiban tersebut maka dia bisa termasuk orang tua yang durhaka kepada anaknya.
Bila seorang anak memiliki orang tua yang melalaikan kewajiban kepada anaknya, maka dia tetap wajib berbuat baik kepada orang tuanya, wajib menasihatinya dengan cara yang sopan, ramah dan santun, tidak menyakitinya dengan kata-kata maupun perbuatan, terus sabar dan berdoa kepada Allah agar dibukakan pintu hidayah untuknya.
Jadi, Allah SWT yang Maha Adil tidak saja memerintahkan seorang anak memenuhi kewajibannya untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya seperti berbuat baik kepadanya, mentaati perintahnya bila tidak menyalahi perintah Allah ta’ala, menafkahinya dan lainsebagainya, namun juga memerintahkan orang tuanya untuk memenuhi kewajibannya seperti kami sebutkan di atas.
Demikian jawaban singkat yang bisa kami sampaikan semoga Allah ta’ala menganugrahi rahmat-Nya kepada keluarga kita sehingga menjadi keluarga besar yang diridhai-Nya. Amin. Allahu a’lam bishshawab.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Taufik Hamim Effendi, Lc. MA (http://taufik-hamim.com/new)
Bila ingin bertanya silahkan kirimkan email ke [email protected]
_________________________________________
Lembaga Pelayanan Dakwah (LPD) Eramuslim
VISI
Menjadi Lembaga Perekat Umat
Misi
1. Membentuk masyarakat yang berakhlaqul kalimah
2. Menyebarkan nilai-nilai islam rahmatan lil alamin
3. Melayani kebutuhan dakwah di tengah masyarakat.
Motto
Suara Da’i Perekat Umat
Struktur LPD Eramuslim
Ketua: H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
Sekretaris: H. Maftuh Asmuni, Lc
Wakil sekretaris: Andan Nadriasta, ST
Bendahara: Fachrurrozi, S. Ag
Anggota Korps Da’i LPD Eramuslim:
- Dr. H. Saiful Bahri, MA
- Dr. H. Abdul Qahar Zainal, Lc., MA
- H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
- H. Umar Sholehudin, Lc., MA
- H. Muhamad Soleh, LL. M
- H. Arafi Mughni, MA
- H. Rahmad Adi, MA
- H. Biqodarin, Lc., MA
- Syamsul Bahri, M. Si
- Ahmad Adnan, Lc., MA
- H. Maftuh Asmuni, Lc.
- H. Kusworo Nursidik, Lc
- Fachrurozi, S.Ag.
- M. Sofiyyul kamal, S.pdi
- Muhammad Latif, S. Thi
- H. Armi Yunadi, Lc
- Agus Salim, Lc
- Haris Salamah, Lc
- Wahibul Minan, Lc
- H. Sagono Budi Aji, Lc
- Dan lain-lain
Pelayanan
- Khutbah Jumat
- Khutbah Idul fitri dan Idul adha
- Khutbah Nikah
- Kajian Ulum Syar’iyah
- Seminar Keislaman
- Kegiatan Ramadhan
- Penerjemahan bahasa arab
- Bimbingan dan pelayanan haji dan umrah
- Workshop janaiz, mawarits
- Buletin dll
Untuk mengundang Da’i LPD Eramuslim ke Masjid, Kantor, kampus dll di Jakarta dan daerah serta LN silahkan mengajukan permohonan tertulis kemudian kirim ke email: [email protected]