eramuslim.com – Imigrasi Arab Saudi menolak masuk 46 Haji Furoda asal Indonesia. Padahal, mereka telah berpakaian ihram komplit, bersiap melaksanakan ibadah Haji.
Peristiwa itu terjadi saat 46 Haji Furoda tiba di Jeddah, Kamis (30/6/2022) dini hari. Mereka tertahan di Imigrasi.
Berikut Fakta-Fakta 46 Haji Furoda Dideportasi Arab Saudi:
-Paspor Indonesia dan masuk ke Arab Saudi melalui Bandara King Abdulaziz Internasional Airport (KAIA) Jeddah.
-Visa yang dipakai dikeluarkan dari Singapura dan Malaysia.
-Biro perjalanan tidak terdaftar di Kemenag RI
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief mengatakan temuan visa yang dikeluarkan Singapura dan Malaysia itulah membuat 46 Haji Furoda dilarang masuk oleh Imigrasi.
“46 WNI tidak lolos proses imigrasi karena visa yang dibawa tidak ditemukan dalam sistem imigrasi Arab Saudi,” kata Hilman di Makkah, Sabtu (2/7) malam.
Ia sangat prihatin dengan peristiwa tersebut. Apalagi kedatangan 46 WNI ini ke Arab Saudi dengan niat untuk menunaikan ibadah haji dan telah mengenakan pakaian ihram.
“46 WNI ini tidak bisa masuk ke Saudi dan mereka dipulangkan kembali ke Indonesia,” katanya.
“Dokumen juga tidak seperti disyaratkan pemerintah Saudi karena tidak menggunakan PIHK (Penyelenggara Ibadah Haji Khusus) yang resmi. Ini sayang sekali,” sambung Hilman.
Hilman belum bisa berkomentar lebih jauh apakah akan membawa kasus ini ke jalur hukum atau tidak. Pihaknya masih akan mendiskusikan dengan pihak berwenang.
“Ini menjadi perhatian kita semua. Mudah-mudahan nanti ada turunannya bagaimana konsep (visa) mujamalah, aturannya seperti apa.Tentu karena ini terkait dengan pihak lain, setidaknya kami juga harus diskusi dengan pemerintah Saudi sejauh mana pengaturannya dan apakah bisa diatur oleh kita,” sambungnya.
Selain akan membuat turunan UU 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, ia juga akan mengoptimalkan peran Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dalam urusan visa mujamalah. Sehingga ke depannya, masalah seperti ini tidak terulang kembali.
“Ini persoalan kompleks, harus kita dalami agar tidak terulang lagi. Kasihan jemaah,” katanya.
Kepada warga negara Indonesia yang ingin berhaji, Hilman mengingatkan berhati-hati bila ada tawaran berhaji dengan iming-iming tanpa mengantre. Apalagi, bila harus membayarkan biaya cukup tinggi. Selain itu, pastikan pula memilih travel atau biro perjalanan yang sudah terdaftar secara resmi di Kemenag.
“Sehingga kalau ada apa-apa kami bisa menegur perusahaan itu. Kalau seperti ini kami tidak bisa apa-apa,” kata Hilman.