Assalamualaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, saya seorang muslimah dan sudah berkeluarga, apakah dosa saya akan terampuni?
Saya telah melakukan dosa besar yaitu berselingkuh dan sampai melakukan perbuatan zina.
Pak, mohon saya diberikan amalan-amalan agar saya dapat bertobat dengan benar-benar tobat nasuha, agar saya dapat menjalankan sisa-sisa umur saya dengan hati dan jiwa yang tenang.
Jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Hukum bertaubat itu wajib bagi siapa saja yang pernah melakukan dosa. Dan bila dosa itu terkait hanya kepada Allah SWT tanpa melibatkan hak sesama manusia, maka harus dipenuhi tiga syarat utama agar dosa itu bisa dihapuskan.
Syarat Taubat
1. Syarat Pertama
Berhenti dulu dari maksiat yang telah dilakukan. Taubat tidak akan dibukakan pintunya oleh Allah SWT selama seorang yang taubat itu masih saja melakukan dosa yang sama.
2. Syarat Kedua
Tidak cukup hanya sekedar berhenti dari maksiat tersbut, tetapi berhentinya itu harus diiringi juga dengan rasa sesal di dalam hati. Tanpa penyesalan yang mendalam di lubuk hati, taubat itu tidak akan ada artinya di sisi Allah SWT.
3. Syarat Ketiga
Tidak cukup hanya berhenti dan menyesal, pelakunya juga harus punya tekat sangat kuat di hati untuk tidak akan pernah kembali melakukannya sejak hari itu hingga selama-lamanya. Selama masih ada keinginan untuk kembali mengulanginya, taubat itu menjadi sirna dan sia-sia.
Itulah 3 syarat utama agar taubat itu bisa diterima Allah SWT. Dan bila dosa itu terkait dengan dosa kepada sesama manusia, harus ditambah satu lagi, yaitu meminta maaf dan keredhaan orang tersebut.
Sedangkan bila dosanya terkait dengan masalah hukum hudud, seperti zina dan sejenisnya, maka taubat itu harus diiringi dengan kesiapan untuk menerima hukuman sesuai dengan syariat Islam.
Seorang yang berzina dalam keadaan sudah pernah menikah, hukumannya adalah rajam, yaitu dilempar batu hingga mati di hadapan umum. Sedangkan bila yang berzina itu belum pernah menikah sebelumnya, hukumannya hanya dicambuk 100 kali. Sebaian ulama menambahkan dengan mengasingkannya selama setahun.
Tetapi yang menjadi ukuran bukan terlaksananya hukum itu, melainkan kesiapannya bila eksekusi hukum itu dijalankan. Kalau pun seseorang hidup di luar sistem hukum Islam, sehingga hukum hudud tidak bisa terlaksana, maka dosanya bukan tanggungan pelaku dosa tersebut. Melainkan dosa para pemimpin negeri itu yang tidak mau menggunakan hukum Islam. Atau dosa rakyat negeri itu yang tidak mau memilih pemimpin yang menjalankan hukum Islam.
Allah Maha Pengampun Atas Semua Dosa
Seorang yang pernah melakukan dosa seberapa pun besarnya, pastilah akan diampuni Allah SWT, selama dia mau bertaubat dengan memenuhi syarat-syaratnya.
Alih-alih marah kepada orang yang bertaubat, Allah SWT malah sangat berbahagia kepadanya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
وعن أبي حمزةَ أنسِ بنِ مالكٍ الأنصاريِّ- خادِمِ رسولِ الله قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله: للهُ أفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرهِ وقد أضلَّهُ في أرضٍ فَلاةٍ مُتَّفَقٌ عليه
Dari Abi Hamzah Anas bin Malik Al-Anshari ra (pembantu Rasulullah SAW) berkata, “Sungguh Allah sangat berbahagia atas permohonan taubat hamba-Nya, lebih berbahagia dari bahagianya salah seorang kamu yang kehilangan untanya lalu menemukannya kembali.” (HR Bukhari Muslim).
Di dalam kesempatan lain, Rasullah SAW juga bersabda:
وعن أبي موسَى عبدِ اللهِ بنِ قَيسٍ الأشْعريِّعن النَّبيّ ،قَالَ: إنَّ الله تَعَالَى يَبْسُطُ يَدَهُ بالليلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ ، ويَبْسُطُ يَدَهُ بالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيلِ ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِها رواه مسلم
Dari Abi Musa Abdullah bin Qais Al-Asy’ari ra. dari nabi SAW, beliau bersabda, “Sungguh Allah SWT menjulurkan kedua tangan-Nya pada malam hariorang-orang yang bermaksiat di waktu siang bertaubat. Dan Allah SWT menjulurkan kedua tangan-Nya pada sianghari orang-orang yang bermaksiat di waktu malam bertaubat.” (HR Muslim)
Di dalam hadits riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa tatkala selesai mengeksekusi mati seorang wanita yang mengaku telah berzina, Rasulullah SAW kemudian menyalati jenazahnya. Umar ra bingung dan kontan mempertanyakannya, “Bagaimana Anda menshalati jenazahnya padahal dia seorang yang telah berzina?” Beliau SAW menjawab, “Sungguh wanita ini telah bertaubat dengan sebuah taubat yang bila taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang penduduk Madinah, pasti masih sangat cukup untuk mereka.”
Subhanalllah, sungguh besarkeagungan-Nya. Dosa sebesar apapun bila seorang hamba datang kepada-Nya untuk bertaubat, pasti Allah berikan.
Bahkan dosa membunuh 100 nyawa sekalipun, tetap akan diberi ampunan dari Yang Maha Pengampun. Asalkan semua syaratnya dijalankan.
Imbangi Dosa dengan Pahala
Tidak ada salahnya bila untuk mengimbangi dosa yang pernah kita lakukan, kita berupaya berlomba menjaring pahala. Ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar pahalabisa kita dapat dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, bahkan tetap terus mengalir meski kita sudah wafat.
Misalnya bila Allah SWT meluaskan rezeki kita, maka kita bisa mendepositokan harta secara syariah dalam jumlah tak terbatas.Tiap saat berbuah bahkan tetap terus berbuah sepanjang masa, hingga akhir dunia. Meski jasad kita sudah hancur di alam kubur, meski nyawa sudah melayang, tetapi ruh kita akan tetap menerima pahala dari deposito harta yang pernah kita tanam.
Bentuknya yang paling lazim dalam bentuk wakaf, bisa berbentuk masjid di mana dari setiappahala orang yang shalat di dalamnya, kita akan menerima ‘fee’ atau royalti atas kesertaan harta kita di dalam pembangunan masjid itu.
Atau bisa juga dalam bentuk sekolah ataupesantren yang melahirkan generasi Islam yang kuat. Setiap pahala yang diraih oleh tiap lulusan sekolah itu, maka ada bagian untuk kita sebagai royalti atas harta kita di dalam sekolah itu.
Bahkan bisa juga berbentuk perpustakaan Islam, di mana setiap orang yang mendapat pahala membaca di tempat itu, akan ikut memberikan fee pahala kepada kita.
Termasuk juga bila kita ikut andil mendirikan situs (website) Islam, yang isinya tentu demi menegakkan ajaran dan syariat Islam. Banyak orang yang menganggap kecil peran dakwah situs Islam. Sehingga di banyak kasus, sering kita saksikan situs-situs Islam muncul bak jamur di musim hujan, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, satu per satu pun berguguran. Kendalanya sangat klasik, yaitu masalah yang itu-itu juga dan tidak jauh dari masalah dana.
Seandainya ada seorang muslim yang ingin menangguk pahala yang mengalir terus, tidak ada salahnya dia menyisihkan hartanya khusus untuk menghidupkan situs Islam. Sebab situs ini dibaca oleh jutaan manusia, dari mana saja dan kapan saja. Setiap satu manfaat yang didapat oleh pembaca, maka satu pahala akan secara otomatis terkirim kepada yang membiayai situs Islam itu. Kalau memang kita ingin dapat pahala sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya, mengapa kita tidak mendirikan situs Islam baru atau memperkokoh yang sudah ada?
Subhanallah...
Betapa banyak peluang menangguk pahala, tapi sayang sekali sedikit sekali yang tergerak untuk memanfaatkannya.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita semua, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan semoga harta yang kita miliki ini bisa kita nafkahkan di jalan perjuangan menegakkan agama-Nya. Amien Ya Rabbal ‘alamin.
Wallau a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.