Assalamualikum wr. wb.
Saya ada pertanyaan kepada Ustaz. Adapun pertanyaannya yaitu jika kita memohon kepadaNya untuk menyadarkan seseorang namun dengan memohon dengan jalan yang tidak baik dengan maksud agar orang sadar, apakah itu dosa? dan jika dilaksanakan apa akibatnya bagi yang melakukannya? Mohon penjelasannya.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Umumnya lafadz teks doa nabi Muhammad SAW berisi permintaan atas hal-hal yang baik. Atau minta dihindarkan dari hal-hal yang tidak baik.
Kalau pun beliau SAW pernah mendoakan yang tidak baik, hanya pada kasus tertentu yang dirasa memang sudah tidak ada harapan lagi. Misalnya dalam doa nazilah, beliau meminta kepada Allah SWT agar musuh-musuhnya yang kafir harbi itu dihancurkan, diporak-porandakan dan dilumat sehabis-habisnya.
Namun kalau kita perhatikan, doa yang meminta ditimpakan bala dan azab itu hanya terbatas kepada orang kafir harbi yang dianggap kelewat batas. Di mana batas-batas kesabaran manusiawi sudah terlewati jauh.
Namun tidak semua orang kafir pernah didoakan Rasulullah SAW agar diazab oleh Allah. Misalnya Umar bin Al-Khattab ketika masih jahiliyah. Meski dianggap musuh besar dan berbahaya, Rasulullah SAW justru berdoa agar Islam dikuatkan dengan sadarnya Umar.
Atau ketika beliau dilempar dengan kotoran unta, dianiyaya, disakiti, bahkan hingga luka-luka, beliau tetap tidak mau berdoa agar turun azab. Sebaliknya, seringkali kita dapat riwayat yang menyebutkan beliau mendoakan mereka agar mendapat hidayah dari Allah. Allahummahdi qaumi fainnahum laa ya’lamun. Ya Allah, berilah hidayah kepada kaumku, karena mereka tidak tahu.
Ketika babak belur dilempari batu oleh anak-anak di kota Thaif, di dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa ada malaikat yang menawarkan diri untuk menurunkan azab kepada penduduk kota itu, namun beliau SAW tidak berkenan menerima tawaran itu. Beliau masih banyak berharap anak keturunan penduduk kota itu nantinya akan sadar dan menjadi muslim yang baik.
Karena itu menurut hemat kami, ketika kita ingin mendoakan saudara kita yang muslim, doakan saja yang baik-baik. Tidak usah kita sampai mengatur-atur Allah SWT dalam bentuk pemberian hidayah. Semua kita serahkan kepada Allah saja, apakah hidayah akan diberikan atau tidak. Dan kalau memang mau diberikan, bagaimana teknisnya juga kita serahkan kepada Allah. Tugas kita hanya memperingatkannya, lalu berdoa kepada Allah SWT agar dapat hidayah. Cepat atau lambat terkabulnya doa kita, semua urusan Allah.
Adapun doa kita kepada orang kafir yang sudah kelewat batas dalam memusuhi, membunuh, membantai dan mencelakakan umat Islam, boleh saja kita mintakan agar Allah SWT menurunkan azab atasnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Tetapi kalau seandainya orang itu masuk Islam misalnya, lalu punya manfaat besar buat kemajuan Islam, mengapa tidak kita doakan saja dia sadar dan mendapat hidayah dari Allah?
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.