Assallammualaikum Wr. Wb.
Pak ustadz…
1. Bagaimana hukumnya infotaiment yang memang selalu melakukan ghibah atau fitnah dan informasi yang tidak berguna tapi masyarakat kita sepertinya senang dengan acara ini? Begitu banyak acara seperti itu di setiap televisi.
2. Bagaimana Hukumnya orang bertanya tapi setelah dijawab dia mengatakan tolol terhadap penjawab, padahal jawaban tersebut adalah ayat Al-Quran dan perkataan tolol itu ditujukan kepada seorang Ustadz. Apakah ini suatu ketidaksopanan kelancangan seseorang yang amat bodoh?
Jazakullah khairon katsiro
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Seharusnya pelarangan terhadap acara infotaiment yang jelas-jelas melanggar etika dan melakukan ghibah bukan dilakukan sekarang ini. Seharusnya sejak awal gejala muncul sudah diantisipasi.
Begitu seharusnya yang kita lakukan, bukan dengan cara membiarkan sebuah kemungkaran terjadi dan jatuh kurban, baru berteriak-teriak. Semantara masyarakat sudah terbiasa dengan kemungkaran yang nyata dan didiamkan saja. Gaya hidup permisif seperti ini sebenarnya hak merupakan hak paten orang Yahudi saja, sebagaimana firman Allah SWT:
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ كَانُواْ لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS Al-Maidah: 78-79)
Sifat Yahudi durjana itulah yang kemudian menular kepada kia umat Islam. Bahkan banyak di antara umat Islam sendiri yang sudah terlanjur keranjingan dengan kemungkaran. Yang lebih parah, sebagiannya sudah menjadikan program mungkar ini sebagai mata pencaharian. Misalnya para wartawan dan produsernya.
Padahal ciri khas umat Islam adalah selalu mengantisipasi kemungkaran, agar jangan sampai terjadi. Sebagai pujian dari Allah SWT:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS Ali Imran: 110)
Kalau saja sejak awal ada yang secara sukarela menjelaskan kejahatan bentuk program ini, dan orang itu menyampaikan kepada penguasa yang berwenang, maka tidak akan seperti ini jadinya.
Ghibah itu Haram dan Mungkar
Dari sudut pandang seorang muslim, ghibah itu haram dan mungkar. Haram untuk dilakukan dan wajib dihilangkan, suka atau tidak suka. Sebab selain menyakiti orang yang dighibah, juga tidak ada seorang pun yang mau diperlakukan seperti itu. Sehingga Allah SWT melarangnya secara mutlak, bahkan menyerupakan orang yang berghibah dengan memakan daging saudaranya sendiri.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat:12)
Tidak ada seorangpun yang mau dighibah dalam bentuk dan kasus apapun. Tetapi lucunya, masih ada saja orang-orang yang tega melakukannya. Tidakkah terpikir olehnya bila menjadi korban perlakuan seperti itu?
Namun dalam dunia di mana syariat Islam tidak tegak baik di dalam negara maupun di dalam hati umat ini, keanehan seperti ini sudah menjadi langganan. Selalu saja ada orang-orang aneh dengan prilaku aneh yang tidak logis. Padahal kita hidup di abad kemajuan ilmu pengetahuan. Tapi sementara itu kita justru bertindak tidak logis.
Program ‘sampah’ di televisi yang mendominasi di TV kita adalah sebuah bentuk kufur nikmat. Sebab kemajuan teknologi yang merupakan pemberian Allah SWT, seharusnya digunakan untuk hal-hal yang positif saja. Seperti untuk media pengajaran dan pendidikan bangsa, sebagai media informasi yang benar-benar diperlukan, atau sebagai sarana hiburan yang positif dan beradab. Bahkan untuk menyebarkan ilmu agama.
Sayangnya paham kapitalis yang tidak manusiawi itu lebih diunggulkan, akibatnya TV dikuasai oleh para kapitalis yang bukan lagi manusia. Bayangkan, sebuah teknologi yang sedemikian maju dan menjangkau massa dengan sangat luas, dikuasai oleh segelintir orang kapitalis yang tahunya hanya bagaimana mengeruk keuntungan berlipat. Bahwa materi programnya merusak bangsa, merugikan umat, membuat bodoh masyarakat, menyesatkan dan menjerumuskan, tidak ada urusan.
Bahkan pemerintah dan negara pun tidak bisa mengendalikan kebrutalan segelintir orang yang mabuk duit itu. Sebab mereka bersembunyi di balik nama kebebasan informasi, yang diajarkan oleh gembong kejahatan dunia di barat sana. Yaitu para kapitalis yahudi laknatullah.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.