Yerusalem
Namun, Imran Hosein yang dikenal mendukung tafsir semantik atas Alquran itu juga menjelaskan bahwa tanda-tanda lepasnya Ya’juj dan Ma’juj juga telah dinubuatkan. Salah satu petunjuknya ada pada surah al-Anbiyaa ayat 95, “Sungguh tidak mungkin atas penduduk suatu negeri yang telah kami binasakan bahwa mereka tak akan kembali.” Lihat bahwa ayat ke-96 kemudian menyebut mengenai runtuhnya tem bok penghalang Ya’juj dan Ma’juj. Artinya, ada suatu kaum yang dulu menghuni sebuah negeri atau tempat dan tak bisa kembali lagi ke tempat asal mereka sampai akhirnya mereka bisa kembali lagi setelah tembok penghalang Ya’juj dan Ma’juj runtuh dan kaum perusak itu menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Di sini, Alquran dan Injil bersepakat bahwa ada satu kaum yang dahulu menghuni sebuah negeri dan kemudian dihancurkan dan mereka dilarang kembali lagi ke negeri itu. Negeri itu, dalam hal ini adalah sebuah kota bernama Yerusalem yang merupakan kampung halaman bangsa Yahudi. Dalam sejarahnya, Nebukadnezar penguasa Babilonia (Mesopotamia) pernah menghancurkan Kerajaan Yehuda dan mengusir kaum Yahudi keluar dari Yerusalem pada abad ke-6 SM sehingga mereka berdiaspora.
Kaisar Romawi Hadrian kemudian membangun kembali sebuah kota di dekat reruntuhan Yerusalem pada 70 M yang diberi nama Aelia Capitolina. Langkah Hadrian menempatkan patung-patung dewa dan kuil Romawi di bekas Yerusalem menimbulkan perlawanan kaum Yahudi yang masih tersisa di tempat itu yang dikenal dengan nama pemberontakan Bar Kokhba. Hadrian murka dengan pemberontakan itu. Bertekad membasmi Yudaisme di Yerusalem, Romawi kembali mengusir kaum Yahudi. (ROL)
Link Video lengkapnya, bisa disaksikan disini:
https://youtu.be/5Xpt1RmFISw