Api biru ini mirip air mancur lava yang keluar dari tanah. Ini memunculkan pertanyaan, darimana api biru tersebut berasal?
USGS dalam situs resminya menyatakan, ketika lava mengubur tanaman dan semak, dihasilkan gas metana sebagai produk sampingan dari vegetasi (tanaman) yang terbakar.
Gas metana dapat meresap ke dalam rongga bawah permukaan dan muncul dari retakan tanah beberapa meter dari lava. Ketika dinyalakan, metana menghasilkan nyala biru.
Selain terbakar sebagai nyala biru, metana juga bisa terperangkap di bawah tanah. Jika gas ini dinyalakan saat sudah terkumpul, ia berpotensi menghasilkan ledakan kuat.
Di luar kemungkinan ledakan yang kuat, api biru di Kilauea terlihat familiar bagi mata manusia karena terlepas dari pengaturan dramatis, itu persis dengan serpihan warna biru dari api unggun.
Selain terbakar sebagai nyala biru, metana juga bisa terperangkap di bawah tanah. Jika gas ini dinyalakan saat sudah terkumpul, ia berpotensi menghasilkan ledakan kuat.
Di luar kemungkinan ledakan yang kuat, api biru di Kilauea terlihat familiar bagi mata manusia karena terlepas dari pengaturan dramatis, itu persis dengan serpihan warna biru dari api unggun.
Janine Krippner, ahli vulkanologi menyatakan, “Api biru ini hanya terlihat pada malam hari. Ini membuat para ahli tidak mengetahui dengan tepat seberapa luasnya dan berapa lama mereka terbakar.
“Ini bukan fenomena umum, satu-satunya tempat lain yang saya tahu adalah Indonesia,” imbuhnya.
Fenomena api biru di Indonesia yang dimaksud oleh Krippner berada di Gunung Ijen, Banyuwangi.
Di Gunung Ijen, api biru terbentuk oleh gas sulfur yang dinyalakan oleh vetilasi panas. Di luar wilayah tersebut, api biru juga sempat terdokumentasikan di gunung api Dallol, Ethiopia. (kl)
Source link: www.indocropcircles.wordpress.com