5.Untuk kepentingan-kepentingan politik tertentu dikarenakan beberapa tokohnya berasal dari etnis China, artinya dengan menyangkut pautkan etnis tokoh tersebut dengan Walisongo, maka diharapkan akan timbul empati dan simpatik dari masyarakat awam, apalagi sentimen keetnisan pada bangsa ini cukup kuat. “Menjual” nama tokoh-tokoh besar seperti Walisongo dengan cara memalsukan sejarah itu adalah hal yang gegabah dan tidak tahu diri. Garis keturunan itu tidak boleh dipalsukan, kalau kita keturunan suku anu, akui saja, tapi kalau mengklaim atau memaksa tokoh seperti Walisongo keturunan China asli itu adalah hal lucu, mengingat nasab mereka itu semua berasal dari Imam Ahmad Al Muhajir melalui jalur Sayyid Abdul Malik Azmatkhan.Imam Ahmad Al Muhajir berasal dari Iraq yang hijrah ke Hadramaut.
Semua ulama ahli nasab juga sepakat kalau Walisongo adalah Bani Alawi yang nasabnya sampai kepada Rasulullah SAW dan itu terdapat di beberapa kitab klasik yang sudah ditulis dan disusun rapi sebelum muncul tulisan Slamet Mulyana dan Ir. Parlindungan.
Di berbagai komplek makam Walisongo juga bisa dilihat bagaimana susunan nasab mereka, boleh dilihat adakah nama China disitu ? Kalau masih tidak percaya silahkan anda beli diagram nasab atau garis keturunan yang dijual bebas, lihat disitu apakah Walisongo itu China ?
Kesimpulannya, Tulisan Prof. Dr. Slamet Mulyana yang dijadikan rujukan oleh oknum-oknum penggiat Politik tertentu demi utnuk mencari simpati kepada masyarakat, jelas TERTOLAK !. Demi Sejarah, Demi Ilmu Nasab, Tulisan Prof. Slamet tidaklah layak untuk dijadikan rujukan. Sejarah harus jujur, nasab harus tegas karena ini nanti urusannya akan banyak berhubungan dengan cabang kehidupan yang lain.
Semoga mencecerahkan ……….
Oleh: ikraalfattah
Lihat sumber asli tulisan di atas, KLIK DISINI
https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-pre-order-eramuslim-digest-edisi-12-bahaya-imperialisme-kuning.htm