Menurut para ahli lainnya ternyata “NASKAH POORTMAN” itu hanya buatan IR PARLINDUNGAN saja. Lihatlah hasil wawancara Prof. Sartono Kartosodirjo dengan wartawan Andre Harjana dalam Sinar Harapan 11 – 10 – 1971 juga Drs. R. PITONO HARJOWARDOYO dalam catatan Sam Po Kong dalam Liberty 20- 12 1969, juga Drs.Hasan Jakfar Girindrawardana, Berapa Masalah Majapahit Akhir, Jakarta 1978, hal 21, Juga Prof. Dr Hamka dalam annatar Fakta dan Khayal TUANKU RAO, Jakarta 1974 (Tempo, 29 maret 1980)
Tentang tiga gerobak delman yang berisi “naskah yang berasal dari Klenteng Sam Po kong”, benar-benar Prof. Dr.Slamet Mulyana hanyalah mengandalkan Ir. Parlindungan saja. Hal ini juga sangat diragukan oleh LIEM EK HIAN dalam Tempo No 11 Tahun ke 10, bahwa gerobak delman di semarang ketika zaman dirampasnya tulisan dari Klenteng SAM PO KONG itu rata-rata berukuran 1,5 x 2 x 1m 3 = 3 m3, jadinya isinya tiga gerobak berarti 9 m3.
Kemudian dimanakah letak tulisan-tulisan yang sekian banyak itu yang banyaknya itu disimpan dalam ruangan di Klenteng SAM PO KONG Semarang, dalam gua ? dalam ruangan yang mana ? , atau dirumah sekitar klenteng? Kalau disimpan di Gua, jelas tidak mungkin karena tentu guanya tidak dapat memuat tulisan sebanyak itu. Lagipula pada tahun itu lantai gua belum ditegel atau diberi ubin atau semen, jadi udara dan lantai cukup lembab, tentulah rusak tulisan-tulisan penting itu. Lagipula gua-gua yang ada dalam klenteng itu adalah tempat ibadah utama yang mana ketika itu telah cukup banyak orang bersembahyang. Kalau disimpan dirumah di ujung tikungan yang berdekatan denga klenteng juga tidak mungkin, karena kedua rumah tersebut sempit lagi didiami oleh orang Tionghoa miskin.
DEMIKIANLAH MENGINGAT HAL HAL TERSEBUT DIATAS, DAN LAGIPULA “NASKAH POORTMAN” yang hilang itu, maka banyak ahli sejarah dan pengkaji sejarah berpendapat bahwa ‘NASKAH POORTMAN” ITU HANYALAH ISAPAN JEMPOL IR MANGARAJA ONGGANG PARLINDUNGAN SAJA.
DENGAN DEMIKIAN BAHWA HIPOTES YANG MENGATAKAN BAHWA TOKOH-TOKOH KERAJAAN ISLAM DEMAK BESERTA WALISONGO DIKATAKAN SEBAGAI ORANG ORANG CHINA ATAU PERANAKAN CHINA, DIPASTIKAN DIRAGUKAN KEBENARANNYA, DAN TERLALU DIBESAR-BESARKAN DAN TIDAK DAPAT DIPERCAYA KEBENARANNYA, KARENA TIDAK ADA BUKTI-BUKTI YANG MEYAKINKAN…
MAKSUD MAKSUD TERTENTU DALAM MEMALSUKAN NASAB WALISONGO DAN KESULTANAN DEMAK
1.Tidak lepas dari adanya pamrih dan maksud tertentu, mungkin ditujukan untuk hinaan, kebencian, menurunkan derajat, mengidentifikasian mereka sebagai tokoh-tokoh feodal dan stereotif buruk lainnya.
2.Ingin mencampur adukkan seolah-olah ada faham sinkritisme pada tokoh tokoh diatas, sehingga ajaran Islam seolah olah identik dengan tata cara ajaran sinkritisme.
3.Para tokoh-tokoh tersebut ingin dimitoskan atau didongengkan jadi seolah-olah tokoh yang tidak nyata, padahal mereka nyata.
4.Ingin dijadikan sebagai biang keladi hancurnya kerajaan Majapahit dan hilangnya agama yang terdahulu, padahal runtuhnya Majapahit hanya tinggal menunggu waktu saja karena kondisi didalamnya sudah lemah, sedangkan agama yang terdahulu menyingkir bukanlah karena diusir atau terjajah, mutlak karena saat itu mayoritas rakyat jelata banyak yang masuk Islam dan mereka lebih l memilih Walisongo dan Raden Fattah yang mengenalkan Islam secara damai dan menyamakan manusia dimata Tuhan kecuali ketakwaannya…sampai Raden Fattah wafat masih banyak daerah lain yang masih beragama yang terdahulu yang diberikan kebebasan beragama, seperti di Tengger, Blambangan, Bali dan sekitarnya. itu menunjukkan jika walisongo dan Kesultanan Demak sangat toleran terhadap agama yang lain.