Eramuslim.com – Peristiwa mengejutkan terjadi di Kutoarjo. Benda berbentuk wajan raksasa ditemukan di lahan milik Widodo (50) di Jl MT Haryono, Kutoarjo, Purworejo, beberapa hari lalu. Saat itu, Widodo hendak membangun ruko. Diameternya kurang lebih 2,5 meter.
“Ditemukan di kedalaman sekitar 90 centimer,” kata Petugas piket Polsek Kutoarjo, Bripka Bambang kepada detikcom, Sabtu (30/4/2016).
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah akan meneliti lebih lanjut dengan menerjunkan arkeolog, fotografer, ahli sejarah, dan bidang terkait.
“Selama ini, kami belum pernah menemukan wajan dengan diameter sebesar itu. Infonya (diameter wajan) kurang lebih 2,5 meter,” ungkap Kepala BPCB Jateng, Tri Hartono, kepada detikcom, Sabtu (30/4/2016).
Selain wajan raksasa juga ada tungku raksasa.
Peninggalan Negeri Saba?
Bisa jadi wajan/kuali raksasa itu betul-betul peninggalan negeri Saba yang dipimpin oleh Ratu Bilqis era nabi Sulaiman sebagaimana yang diungkap oleh K.H. Fahmi Basya (penulis buku “Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman”).*
Kuali itu dibuat oleh bangsa jin atas perintah nabi Sulaiman a’laihi salam, selaras dengan yang tertera didalam Al Qur’an surat as Saba ayat 13:
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih”. (QS Saba [34]:13)
Penjelasan:
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi” (bangunan-bangunan tinggi yang memakai tangga untuk orang yang mau memasukinya).
“Dan patung-patung” (lafal Tamaatsiil adalah bentuk jamak dari lafal Timtsaalun, yaitu segala sesuatu yang dibuat menurut gambaran objek yang dipahatnya. Maksudnya adalah patung-patung yang terbuat dari tembaga, ada pula yang terbuat dari kaca serta batu pualam. Perlu diketahui bahwa membuat patung atau gambar tidak diharamkan menurut syariat Nabi Sulaiman)
“Dan piring-piring besar” (lafal Jifaanin bentuk jamak dari lafal Jafnah (yang besarnya seperti kolam).
“Yang besarnya seperti kolam” (Lafal Jawaabii bentuk jamak dari lafal Jaabiyah artinya kolam yang besar. Piring besar itu dapat dipakai untuk makan puluhan orang).
“Dan periuk yang tetap” (tetap berada di atas tungkunya serta tidak bergerak dari tempatnya/susah dipindahkan karena saking besarnya. Periuk tersebut terbuat dari bukit di negeri Saba dan bagi orang yang memasak harus menaiki tangga, demikian pula bagi orang yang mau mengambil makanan daripadanya).
“Bekerjalah kalian hai (keluarga Daud) untuk taat kepada Allah” (sebagai tanda syukur kepada-Nya atas apa yang telah Dia limpahkan kepada kalian berupa nikmat-nikmat.
“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih” (yang mau bekerja untuk taat kepada-Ku sebagai ungkapan rasa syukurnya kepada-Ku atas nikmat-nikmat yang telah Kuberikan kepadanya.)
Wallahu a’lam.
(by Fb Kang BeBe)