Sejak 2019, Salik pun melanjutkan pendidikan di Hailiang Foreign Language School, sebuah boarding school privat di kota Zhuji, provinsi Zhejiang, bagian China timur. Sekolah tersebut didirikan oleh Hailiang Education Group, salah satu pemain terbesar di sektor sekolah swasta China dengan lebih dari 60.000 siswa dan guru dari 23 negara.
“Dalam video (lain), Salik mengatakan bahwa dia ingin datang ke China, untuk (belajar) di Beijing – dia suka bahasa Mandarin. Jadi beberapa kata ini menyentuh hati pendiri saya,” kata Chen Junwei, ketua dan kepala eksekutif Hailiang Education Group kepada Channel News Asia pada 2020 lalu.
“Dia ingin membantu Salik mewujudkan mimpinya.”
Meski Salik lebih kecil dari teman sekelasnya, ia giat dalam hal belajar. Menurut laporan Bangkok Post, Salik mesti belajar 10 hari beruntun per dua minggu, dengan waktu libur 4 hari setelahnya.
Salik mengatakan, ia ingin kuliah di sebuah universitas di Beijing. Cita-citanya hendak menjadi pebisnis. Kata dia, lebih melelahkan menjadi pedagang asongan ketimbang belajar.
“Saya sangat suka di sini, karena sangat indah,” katanya kepada Bangkok Post pada 2019 lalu. “Saya suka belajar bahasa Inggris dan Mandarin. Saya suka ruang kelas, saya suka makan nasi, dan saya suka kamar saya.”
“Tidak melelahkan (untuk belajar). Saya suka itu. (Dulu), saya (harus) menjual barang saat saya tidak sekolah. Itu sangat melelahkan.” (kmp)