“Saya melihatnya (wisatawan) berjalan ke kuil Ta Prohm,” kata Salik, kepada South China Morning Post pada 2018 lalu.
“Saya memutuskan untuk mengikutinya. Pertama dia berbicara kepada saya dalam bahasa Thailand dan mengatakan kepada saya bahwa dia tidak ingin membeli barang dari anak-anak. Saya menjawab dalam bahasa Thai, tapi kemudian dia melanjutkan dalam bahasa China. Dia kemudian berbicara dalam tiga dialek Cina yang berbeda, dalam bahasa Spanyol, Jerman dan Inggris. Saya terus mengikutinya dan bercakap-cakap dengannya dalam semua bahasa yang berbeda ini,” katanya dalam bahasa asli Khmer.
Dalam percakapan itu, Salik tidak menyadari kalau dirinya sedang direkam. Ia baru sadar kalau dirinya telah viral di Facebook setelah diberi tahu sopir tuk-tuk beberapa hari setelahnya.
Belajar bahasa secara otodidak
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Channel News Asia pada 2018 lalu, Salik mengatakan bahwa bahasa yang dia kuasai dipelajari secara otodidak untuk menjual suvenir ke wisatawan.
Selain bahasa Inggris, Jepang, Tagalog, dan Vietnam, sejumlah bahasa yang relatif sulit dipelajari seperti Rusia dan Jerman telah dikuasai oleh Salik. Ia bahkan bisa berbicara bahasa China dengan tiga aksen berbeda.
“Saya belajar sedikit bahasa Inggris, tapi kemudian ibu saya mengirim saya untuk berjualan di gunung Bak Kheng. Ada lebih banyak tamu China daripada yang lain di sana dan saya belajar berbicara dengan mereka untuk urusan kecil saya. Jika saya melihat mereka sekarang, saya akan mulai bernyanyi,” katanya.
“Turis China akan berkata, ‘Wah, kamu bisa berbicara bahasa saya juga. Kamu akan menjadi superstar di negara saya’,” sambungnya.
Menariknya, bakat poliglot Salik ternyata tidak diketahui oleh Mann Vanna, ibunya.
“Meskipun saya adalah ibunya, saya tidak menyadari betapa pintarnya putra saya dan bahwa dia tahu lebih dari 10 bahasa,” kata Vanna kepada Channel News Asia pada 2018 lalu.
“Saya tidak berpikir bahwa anak saya dapat menyerap semua pengetahuan ini, otaknya dapat mengingat begitu banyak dan dia dapat menggunakan bahasa-bahasa ini untuk menjual barang-barang guna menghidupi keluarga. Saya hampir tidak percaya itu dan saya merasa terkejut.”
Viral yang mengubah kehidupan
Berkat kemampuan bahasanya tersebut, Salik, yang saat ini berusia 16 tahun, berhasil mengubah nasib dirinya dan keluarga. Seorang pebisnis Kamboja tanpa nama tertarik untuk membiayai pendidikan Salik serta melunasi utang keluarganya yang saat itu mencapai 60 ribu dolar AS (Rp 839 juta).