Bukti-bukti kuat Yahudi penghuni Israel saat ini bukan Yahudi dalam Alquran. Yahudi ortodoks (ilustrasi)
Bukti-bukti kuat Yahudi penghuni Israel saat ini bukan Yahudi dalam Alquran.
Eramuslim.com – Sebagian besar Yahudi saat ini, yang memobilisasi pendirian negara Israel di Palestina, ternyata juga bukan orang-orang dari bekas kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman di Yudea dan Samaria. Sebagian besar mereka ternyata adalah orang lain, dari ras lain.
Pendeknya, mereka bukan Yahudi yang sering kita baca dalam kitab suci. Semua itu dikonfirmasi fakta sejarah dan penelusuran yang dilakukan peneliti sejarah, termasuk oleh Ernest Renan, bahkan dibuktikan pula melalui hasil penelitian ilmiah. Lalu, siapakah mereka? Mari kita periksa.
Pertama-tama, mari kita lihat dunia Yahudi saat ini. Total populasi orang Yahudi di dunia pada 2010 lalu adalah 13,4 juta orang. Sebagian besar orang Yahudi di dunia saat ini adalah Yahudi Ashkenazi. Komposisinya di kisaran 60-80 persen.
Israel berdasarkan data sensus 2016 mempunyai penduduk sekitar 8,58 juta orang. Sebanyak 6,45 juta orang di antaranya atau 74,8 persen adalah Yahudi. Dari jumlah orang Yahudi tersebut, sekitar separuhnya adalah Yahudi Ashkenazi. Selebihnya adalah Yahudi Sephardi, Yahudi Mizrahi, dan lain-lain. Sementara itu, penduduk lainnya adalah orang-orang Arab (Muslim, Kristen, dan Druze) dan lain-lain.
Hampir semua pendiri negara Israel saat ini adalah orang-orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa, khususnya Rusia, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan sebagian Eropa Barat seperti Jerman. Hampir semuanya adalah Yahudi Ashkenazi, mulai dari Chaim Weizmann (presiden pertama Israel), David Ben-Gurion (perdana menteri pertama Israel), hingga Benjamin Netanyahu (perdana menteri Israel saat ini). Gal Gadot, bekas tentara perempuan Israel, yang kini populer karena memerankan Wonder Woman dalam film Hollywood, juga termasuk Yahudi Ashekenazi.
Yahudi Ashkenazi yang jumlahnya paling besar di Israel adalah Yahudi first class. Sementara itu, penduduk Yahudi lainnya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.
Di samping itu, orang-orang Arab, baik Muslim, Kristen, Druze, maupun yang lain-lain, yang enggan pergi dari rumahnya sejak kawasan itu dianeksasi Israel juga mendapat diskriminasi, bahkan lebih buruk. Aljazeera dalam artikel bertajuk “Israel’s Great Divide” pada 13 Juli 2016, misalnya, mengungkapkan perlakukan diskriminatif terhadap Yahudi Mizrahi dan Yahudi Sephar di sana. Diskriminasi itu juga ditulis Times of Israel dengan judul “Study Finds Huge Wage Gap Betwween Ashkenazim, Mizrahim”.
Yahudi Mizrahi adalah Yahudi dari kawasan Timur Tengah. Sementara itu, Yahudi Sephardi adalah Yahudi Spanyol, yang dahulu merupakan bekas penduduk Andalusia, yang sebagiannya kemudian pindah ke Afrika, terutama Maroko, atau Anatolia yang saat itu dikuasai KhilafahOttoman, agar tidak dipersekusi dan diinkuisisi saat wilayah itu direbut dari tangan Muslim.
Yang paling telak mengungkap penyamaran Yahudi Ashkenazi tersebut adalah pembuktian genetika. Tes DNA itu dilakukan Eran Elhaik, seorang ahli genetika dari Universitas Johns Hopkins School of Public Health, Amerika Serikat.
Kesimpulan Elhaik adalah genom orang Yahudi Ashkenazi didominasi komponen Khazaria dengan angka fantastis, yaitu 30-38 persen. Sementara itu, komponen Timur Tengah-nya, menurut wawancara khusus Haaretzdengan Elhaik, ternyata sangat kecil sehingga sulit untuk mengatakan mereka berasal dari Kanaan atau Palestina. “Temuan kami mendukung Khazarian Hypothesis,” katanya.