“Kami kumpul-kumpul (uangnya) seperti persembahan rakyat ini kepada sang pahlawannya”, tutur Ganang.
Menurutnya, sempat ada protes dari sejumlah pemuda saat patung tersebut hendak diresmikan. Mereka protes di patung itu, Pak Dirman dalam kondisi memberi hormat.
Mereka beranggapan, sebagai Panglima Besar, Jenderal Soedirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan. Masyarakatlah yang justru seharusnya memberi hormat padanya.
Patung itu kemudian diresmikan oleh Gubernur DKI saa itu Sutiyoso.
Alasan Patung Jenderal Soedirman Beri Hormat
Ganang menjelaskan mengapa patung tersebut dibuat dalam posisi hormat. Sebab ada amanah yang masih menempel di punda pak Dirman ketika meninggal.
Sikat tangan dalam posisi hormat ini direpresentasikan sebagai bentuk hormat sang jenderal kepada rakyat Indonesia.
“Kebetulan beliau meninggal tahun 1950 usia 34 tahun, amanah itu masih ada di pundaknya. Ketika itu, bang Dedi (Mizwar) di film Naga Bonar mengatakan bahwa ‘turunkan tanganmu jenderal, kau enggak layak hormat kepada siapapun juga’, seperti itu. Namun buat kami malah terbalik, Soedirman akan hormat kepada rakyatnya,” ujarnya.[merdeka.com]