Menurut laporan, Zhou bekerja erat dengan ilmuwan Institut Virologi Wuhan, termasuk Shi Zhengli yang dijuluki “wanita kelelawar” karena pekerjaannya yang meneliti virus corona pada kelelawar.
Sayangnya, Zhou tewas misterius kurang dari tiga bulan setelah dia mengajukan paten untuk vaksin tersebut.
Dan menurut The New York Post, kematian Zhou pada Mei tahun lalu hanya dilaporkan dalam satu laporan media China, meskipun dia adalah salah satu ilmuwan terkemuka di negara itu.
Sebelum bekerja untuk PLA, Zhou pernah melakukan penelitian pascadoktoral di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat.
Hubungan kerja yang erat antara kedua negara mendukung data intelijen AS yang dirilis pada Januari yang mengatakan laboratorium Wuhan sedang melakukan aktivitas militer rahasia, lapor The Australian.
“Meskipun WIV menampilkan dirinya sebagai lembaga sipil, Amerika menetapkan WIV berkolaborasi dalam publikasi dan proyek rahasia dengan militer China,” kata intelijen tersebut, menurut New York Post.
Kematian misterius Zhou kini sedang didalami oleh penyelidikan baru Presiden AS Joe Biden tentang asal-usul pandemi.[sc]