Temuan serangkaian lubang batu terkubur yang membentuk lingkaran, yang telah digali di Wales, memiliki bentuk yang bisa dikaitkan dengan pilar batu biru Stonehenge. Salah satunya memiliki jejak di dasarnya yang cocok dengan cross-section tidak biasa dari batu biru Stonehenge, yang disebut para arkeolog ‘seperti kunci pada gembok’.
“Saya telah meneliti Stonhenge selama 20 tahun dan ini benar-benar hal paling menarik yang pernah kami temukan,” ujar Mike Parker Pearson, seorang profesor prasejarah dari University College London, kepada The Guardian.
Temuan ini mendukung teori berusia seabad yang menyebut monumen prasejarah terbesar di Inggris itu dibangun di Wales dan dihormati selama ratusan tahun sebelum dibongkar dan diseret ke Wiltshire, di mana kemudian dibangun kembali sebagai monumen serupa.
Monmouth menulis soal ‘batu-batu sangat besar’ dalam bukunya yang berjudul ‘History of the Kings of Britain’, namun tulisannya lebih dikategorikan sebagai mitos daripada fakta sejarah. Parker Pearson menyatakan bahwa mungkin ada ‘sedikit’ kebenaran dari tulisannya soal Stonehenge.
“Sangat menggoda untuk mempercayainya… Kita mungkin baru saja menemukan apa yang disebut Geoffrey sebagai Giants’ Dance,” ucapnya.
Temuan terbaru di Wales ini akan dipublikasikan dalam Antiquity, jurnal yang membahas temuan arkeologi dan akan diulas dalam dokumenter BBC Two pada Jumat (12/2) waktu setempat.
Seabad lalu, ahli geologi Herbert Thomas menetapkan bahwa batu biru berbintik di Stonehenge berasal dari lembah Preseli di Pembrokshire, di mana dia menduga batu-batu besar itu awalnya membentuk ‘lingkaran batu yang dihormati’.
Temuan lingkaran lubang batu di Wales–merupakan salah satu yang terbesar di Inggris–diketahui berjarak hanya 4,8 meter dari tambang Preseli, yang menjadi lokasi batu biru itu diekstraksi sebelum diseret sejauh lebih dari 225 kilometer ke kawasan Salisbury Plain, lokasi Stonehenge, sekitar 5 ribu tahun lalu.[]