Imperium Komunisme di Eropa Timur telah lama hancur. Kebesaran ‘Beruang Merah’ Uni Soviet pun telah tumbang. Tembok Berlin yang sangat legendaris, yang dibangun pasca Perang Dunia II membelah Kota Berlin jadi dua: Berlin Jerman Barat dan Berlin Jerman Timur, juga sudah diruntuhkan. Oleh Barat, Amerika Serikat dan Sekutunya, peristiwa-peristiwa di atas dianggap sebagai kemenangan Dunia Bebas, Demokrasi dan HAM, terhadap kediktatoran, penindasan, dan rezim represif. Benarkah demikian?
Kenyataannya tidak. Boleh jadi Imperium Komunisme di Eropa Timur dan Uni Soviet memang tiada lagi berdaya. Boleh jadi Perestroika memang telah menghancurkan sendi-sendi Marxisme di Soviet. Namun Barat, yakni Amerika Serikat dan sekutunya, setelah itu malah meniru habis kelakuan rezim represif, kediktatoran, tiranik, dan kekejaman, dengan membangun Tembok Pemisah, lewat tangan Zionis-Israel, yang berdiri angkuh membelah Tanah Palestina.
Tembok pemisah dengan ketinggian delapan meter ini, dua kali tinggi Tembok Berlin, dibangun secara ilegal di atas negara berdaulat bernama Negara Palestina, membujur sepanjang 730 kilometer.
Tembok pemisah yang dibangun teroris Zionis-Israel ini memakan biaya yang sangat besar yang tidak pernah diumumkan ke publik jumlah total biaya pembangunannya. Hanya saja, sekadar untuk biaya perawatannya, perkilometer tembok menghabiskan dana sebesar US$4. 7 juta (lebih dari Rp 42. 5 miliar!).
Jadi, keseluruhan dana yang dibutuhkan untuk perawatan tembok pemisah sepanjang 730 kilometer tersebut adalah sebesar US$3. 4 miliar! Jika Anda mencoba menghitung jumlah uang ini dan dikurskan ke rupiah dengan kalkulator biasa, maka kalkulator Anda tidak akan sanggup menghitungnya karena sangat besar jumlahnya.
Darimana sumber pembiayaan yang begitu fantastis tersebut berasal?
Mengingat Zionis-Israel merupakan satu-satunya negeri yang tidak terlalu mementingkan pertumbuhan perekonomian dan terlalu sibuk dengan pertumbuhan kekuatan militer, maka Israel lewat jaringan perusahaan-perusahaan Zionisnya yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, merayu warga dunia agar mau membelanjakan uangnya membeli produk-produk pendukung Zionisme (silakan lihat daftar produk pendukung Zionisme di www.inminds. Co. Uk). Dengan membeli produk pendukung Zionis tersebut, kita telah ikut menghidupi Zionis-Israel secara aktif.
Silakan Anda pilih jalan hidup Anda: Tetap membeli produk-produk pro Zionis yang berarti Anda ikut menghidupi Zionis-Israel dan membunuhi rakyat Palestina, atau mulai detik ini juga menyatakan STOP membeli produk-produk tersebut yang berarti Anda telah turut berjihad membantu kemerdekaan rakyat Palestian dalam mengusir penjajah Zionis-Israel. Inilah kenyataan yang terjadi di depan hidung kita. Silakan pilih dan kita akan mempertanggungjawabkan segalanya masing-masing di akhirat kelak.(Rizki)