Wallace menempati sebuah rumah yang dikelilingi oleh pohon buah, lima menit berjalan kaki ke pasar terdekat di pinggiran yang saat ini dikenal sebagai Kota Ternate. Ia menjadikan Ternate tempat persinggahan selama ekspedisinya di Malay Archipelago (Indonesia) dan tinggal di rumah tersebut di antara kurun waktu Januari 1858 hingga Juli 1861. Di awal masa tinggalnya di Ternate, ia mengirimkan teori evolusi berdasarkan seleksi alamnya kepada Charles Darwin, dan karena inilah rumah Ternate ini menjadi legendaris.
Di sinilah tempat ia menulis banyak makalah ilmiah dan surat-suratnya. Dari Ternatelah ia mengirim surat tersebut di tanggal 9 Maret 1858 kepada Darwin bersamaan dengan makalah penjelasan teorinya. Darwin telah mencapai kesimpulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, dan dilatarbelakangi oleh realisasi Wallace. Mereka bersama-sama menerbitkan makalah yang memperdebatkan teori inovatif dan kontroversial mereka tahun itu. Darwin menerbitkan “The Origin of Species” setahun kemudian, yang menjadi sensasi dan mendorongnya menjadi tenar.
Meskipun keduanya berperan penting atas penemuan tersebut, Darwin memiliki keuntungan lebih. Ia mendapatkan dukungan dari komunitas ilmiah dan uang untuk mengeksekusi pekerjaan tersebut. Dan Wallace? Ia melanjutkan perjalanannya. Pada 1899. ia menemukan terobosan dalam biogeografi, dan menemukan garis di perbatasan Asia Tenggara dan fauna Australia, Garis Wallace.
Pada 1862, ia kembali ke Inggris dan mengumpulkan setidaknya 125.600 spesimen, termasuk 83 ribu spesimen kumbang. Dia juga menerbitkan memoar perjalanan yang seolah tak pernah selesai, “The Malay Archipelago” pada tahun yang sama. Ia meninggal pada usia 90 tahun, dan menulis berbagai subjek mulai dari hak perempuan dan spiritualisme. Ia juga nggak pernah lupa mengungkapkan hormatnya kepada koleganya Darwin, yang memang pantas ia dapatkan.
Siapa sangka, bahwa Ternate menjadi lokasi penulisan Teori Evolusi? Kita patut berbangga. (jd)