Eramuslim.com – Di Indonesia , Istilah boikot mempunyai sejarahnya sendiri. Secara antopologis berbagai suku di Nusantara memiliki sebutan masing-masing untuk istilah boikot. TRADISI JAWA Hindu mengenal istilah “ Mbalelo Makuto Waton” Yang sering digambarkan sebagi sikap ketidak-patuhan seorang rakyat biasa terhadap penguasa sebagai bentuk protesnya.
Tahun 1930-an ketika tentara Itali pimpinan Benito Mussolini menjajah Libya, tampillah ulama Omar Mukhtar sebagai tokoh sentral pemimpin perjuangan rakyat Libya melawan penjajah. Omar Mukhtar dengan gagah berani memimpin perjuangan. Walaupun usianya sudah tua, namun semangatnya tak kalah dengan anak-anak muda. Berkali-kali dari atas kudanya , Omar meneriakkan kata-kata jihad dan “ Allahu Akbar”.
Strategi perang gerilyanya sering mengecoh gerakan pasukan musuh. Baik kawan maupun lawan menaruh hormat dan segan padanya. Sebab itu, ia dijuluki “ The Lion Of The Dessert” , Singa Padang Pasir.
Di tahun 1980- an, di Indonesia beredar film tentang heroism pejuang Libya ini dengan judul yang sama. Anthony Quinn , Bintang film Hollywood pun antusias memerankan tokoh ulama Omar Mukhtar. Film yang bertutur dengan cukup jujur ini mendapat simpati dari banyak dunia Islam. Bahkan setelah memerankan Omar Mukhtar, Antonny Quinn akhirnya mengucapkan dua kalimah syahadat, menyatakan diri memeluk Islam. Ia terus terang menyatakan sangat kagum dengan ketokohan dan pandangan hidup seorang Omar Mukhtar. Dari dalam dirinya , Anthony Quinn mengakui indahnya Islam.
Suatu waktu, tentara Itali berhasil mengangkap Omar Mukhtar hidup-hidup . Orang tua itu dijebloskan ke dalam penjara. Dengan kaki dan tangan dirantai , Omar Mukhtar tetap berusaha melaksanakan sholat lima waktu. Ia juga memelihara hafalan Qur’annya selama berada dalam penjara. Tahun 1931, pemimpin kharismatik Libya ini dihatuhi hukuman gantung. Omar Mukhtar digantung disebuah panggung di lapangan terbuka disaksikan ratusan warga Libya yang tidak berbuat apa-apa. Ulah penjajah Italia ini menimbulkan kemarahan dunia Islam. Aksi demo pecah di berbagai negeri Islam mengecam kesadisan tentara-nya Mussolini tersebut. Di Indonesia, juga timbul aksi demo yang dipelopori para pemuda dan para kiai.
Pemerhati sejarah Islam, H. Ridwan Saidi mencatat, Pada Tahun 1931, aksi demo pecah di Indonesia mengecam tindakan Italia itu. Aksi boikot terhadap produk Italia juga diserukan. Ridwan menambahkan, saking geramnya , seorang tokoh Islam Indonesia, Haji Karim Oei membakar fiat kesayangannya hingga habis hangus terbakar . Ini dilakukan Haji Karim Oei sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Italia yang dianggapnya telah berbuat kejam dengan menggantung mati seorang tua yang untuk berlari saja sudah tidak sanggup. Haji Karim Oei juga menyatakan bahwa tindakannya itu juga dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan seruan dunia Islam untuk memboikot semua produk dan barang buatan Italia. Haji Karim Oei dikenal sebagai pendiri Yayasan Masjid Lautze di wilayah Jakarta Kota.
Di zaman kita sekarang, pembunuhan dan pembantaian ulama dan umat Islam masih tetap berlangsung di bumi Palestina, sudahkan kita memboikot serentak produk Yahudi ataupun perusahaan yang mengalirkan donasinya kepada Yahudi Zionis…??? …(rz)