Khrushchev pun memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin. Usai renovasi, ia kembali menghubungi Bung Karno. “Baik, saya akan datang ke negara Anda,” jawab Sukarno yang saat itu berusia 60 tahun.
Singkat cerita, setelah mengunjungi Moskow, pada 12 Juni 1961, Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.
Kini, setelah Uni Soviet bubar, wilayah itu menjadi bagian dari Uzbekistan. Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam al-Bukhari, seorang perawi hadis Nabi Muhammad SAW.
Tidak banyak yang tahu juga kalau Sukarno ke luar negeri, ia selalu menyebut dirinya sebagai Muslim sejati kepada tuan atau puan rumahnya. Berbicara soal Ke-Esa-an Tuhan. Tuhan Yang Satu. Itulah tauhid di dalam kitab suci Alquran.
Ia kemukakan di depan pemimpin tertinggi negara Komunis bahwa Tuhan kekal abadi, sehingga seorang Muslim sejati tidak takut terhadap kematian. Sebab, telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang disembah kaum Muslimin. Dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah.
Sukarno tidak peduli apakah presiden Uni Soviet itu mau mendengarkan tentang keyakinannya tentang Islam atau pun tidak. Yang jelas Si Bung sudah paham apa yang ada di kepala Kamerad Khruschev tentang ajaran Marxisme, tentang simbol palu arit.(kl/rol)