Eramuslim.com – Lagi-lagi bukti nyata, pemerintah AS telah mengintegrasikan cyber ke dalam skema kegiatan keamanan nasional dan intelijen dengan dalih untuk mengambil data dari intelijen asing. Sekaligus memperkuat kesaksian Edward Snowden ihwal adanya kolaborasi NSA dengan beberapa perusahaan telekomunikasi dan teknologi besar di AS (Silicon Valley) dengan dalih untuk Perang Cyber melawan musuh-musuh AS.
Pada Januari lalu Senator AS Ron Wyden dan Senator Cory Booker, beserta delapan anggota DPR AS telah meminta penjelasan dari Badan Keamanan Nasional atau National Security Agency (NSA), ihwal tindakan NSA dalam melindungi pemerintah dari dari serangan rantai pasokan, seperti peretasan SolarWinds baru-baru ini, di mana kode berbahaya menyelinap ke dalam perangkat lunak komersial yang digunakan oleh pemerintah.
Peretasan SolarWinds baru-baru ini telah mengundang perhatian berbagai kalangan betapa rentannya pemerintah menghadapi serangan rantai pasokan atau supply chain attacks. Namun, lima tahun lalu vendor lain untuk pemerintah AS – Juniper Networks – mengungkapkan bahwa pihaknya juga secara tidak sengaja mengirimkan pembaruan perangkat lunak yang berisi kode berbahaya.
Baca:
Wyden and Booker Question NSA Response Following Supply Chain Hacks of SolarWinds And Juniper Networks
Pada 2015, Juniper mengungkapkan pelanggaran keamanan di mana peretas memodifikasi perangkat lunak yang dikirimkan perusahaan kepada pelanggannya. Para peneliti kemudian menemukan bahwa Juniper telah menggunakan algoritma enkripsi yang dirancang NSA, yang menurut para ahli memiliki pintu belakang, dan bahwa peretas memodifikasi kunci pintu belakang ini.
Berdasarkan keterangan Juniper tersebut, nampaknya senada dengan bocoran yang disampaikan Edward Snowden pada 2013 lalu.
Baca juga:
SolarWinds Hack Prompts Congress to Put NSA in Encryption Hot Seat
Beberapa anggota DPR AS yang ikut menandatangani surat yang dilayangkan kepada badan intelijen AS NSA tersebut adalah: Tom Malinowski, Senator, Ted Lieu, Senator Stephen Lynch, Bill Foster, Suzan DelBene, Yvette Clarke, dan Anna Eshoo.