eramuslim.com – Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hukum menyikat gigi saat puasa, yang mana sebentar lagi menuju bulan Ramadhan 2023.
Membersihkan gigi disampaikan Ustadz Adi Hidayat, merupakan sesuatu yang dibolehkan bahkan dianjurkan termasuk di bulan puasa.
Namun perlu diperhatikan, Ustadz Adi Hidayat menuturkan semestinya bisa menggunakan pasta gigi yang bisa membuat ludah terkumpul.
Saat ini umat Islam telah berada di akhir bulan Sya’ban 1444 Hijriyah, setelah itu akan memasuki bulan Ramadhan 2023 atau Ramadhan 1444 H
Sebagaimana diketahui, pada bulan Ramadhan umat Islam diperintahkan menjalankan puasa selama 30 hari atau satu bulan.
Sikat gigi hendaknya dilakukan setelah sahur kala ingin berpuasa. Namun, ada juga sebagian yang menyikat gigi bersamaan ketika mandi, baik pagi maupun sore hari.
Bagaimana hukumnya menyikat gigi ketika sedang berpuasa?
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan sikat gigi atau bersiwak termasuk amalan mustahaf.
“Kata Nabi SAW, kalaulah tidak memberatkan kepada umatku, tentu aku akan perintahkan umatku untuk bersiwak setiap kali akan shalat. Kata para ulama di siang Ramadhan justru dianjurkan amalan mustahab,” jelas Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube AsWaJa YT.
Dengan kata lain, menggosok gigi saat puasa di siang hari hukumnya boleh bahkan termasuk amalan mustahab atau yang sangat dianjurkan. Berpahala bila dikerjakan dan tidak mengandung dosa jika ditinggalkan.
“Tapi yang dianjurkan jangan gunakan pasta gigi yang dapat sekiranya mengumpulkan ludah. Apabila sebagian terkumpul atau tertelan maka makruh hukumnya,” ucapnya.
Ustadz Adi Hidayat pun menjelaskan sejumlah amalan-amalan saat puasa.
Amalan tersebut yakni amalan mujawwaz atau jaizatusshiyam atau amalan yang boleh dilaksanakan.
Selain itu, ada amalan makruhatusshiyam atau amalan yang makruh dilakukan.
“Kalau yang boleh dilakukan itu artinya tidak ada pahala dan tidak ada dosa bisa dilakukan saja,” papar Ustadz Adi Hidayat.
Misalnya kumur-kumur saat wudhu. Kemudian saat di luar wudhu tapi saat situasi panas luar biasa ingin kumur-kumur hukumnya boleh.
“Tapi kalau sengaja kumur-kumur tidak ada alasan itu makruh hukumnya. Khawatir sebagian bisa tertelan,” kata Ustadz Adi Hidayat
Selain itu, suntik untuk obat bersifat boleh atau jaiz. Namun jenis cairan yang disuntikkan bukan menambah energi seperti misalnya suntik vitamin C.
Melainkan adanya penyakit yang memang harus disuntikkan ke tubuh.
“Ada insulin, ada macam-macam misalkan harus diberikan itu boleh tidak membatalkan puasa,” ucap Ustadz Adi Hidayat.
Sementara ada pula jenis-jenis amalan yang termasuk amalan makruh jika dilakukan. Makruh tersebut tidak dosa hanya saja Allah dan Nabi tidak menyukai perbuatan itu.
Amalan makruh di antaranya saat memasak kebanyakan mencium bau masakan.
Selain mencium juga mencicipi rasa dari masakan yang dibuat. Atau melembutkan makanan bayi dengan cara dimasukkan ke mulut.
Amalan di bulan Ramadhan yang pertama ialah meningkatkan sholat, Ustadz Adi Hidayat mengatakan jika selama ini hanya mengerjakan sholat wajib, saat bulan Ramadhan sebaiknya menambahnya dengan sholat sunah, baik siang dan malam.
Misalnya mengerjakan sholat sunnah rawatib, sholat sunah ini dikerjakan sebelum atau sesudah sholat fardhu. Saat subuh, sholat sunnah rawatib dikerjakan sebelum memulai sholat Subuh, ketika Zuhur dilakukan sebelum dan sesudah mengerjakan sholat fardhu.
Kemudian saat Magrib, sholat sunnah dikerjakan setelahnya dan begitu juga dengan sholat Isya. Tak hanya sholat sunnah rawatib, sholat sunah lainnya seperti dhuha atau tahajud.
Amalan pokok kedua ialah banyak berinteraksi dengan Alquran. Amalan ini bisa dengan cara membaca Alquran, mengkaji Alquran, tilawah.
Amalan pokok ketiga ialah perbanyak infak atau sedekah. Amalan ini juga harus kamu perbanyak selama bulan Ramadhan.
Bersedekah tidak harus dalam jumlah yang besar, namun hal kecil juga tidak masalah. Misalnya saja, memberi makanan untuk buka puasa kepada yang membutuhkan atau infak di masjid.
Itulah tiga amalan pokok yang harus kamu perbanyak selama bulan Ramadhan.
Tonmton Videonya
[Sumber: Banjarmasinpost]