Setelah itu, dia mengajak penduduk Makkah untuk menyembahnya. Tak hanya orang Makkah, orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti apa yang diajarkan Amru bin Luhai pada penduduk Makkah.
Itu karena penduduk Makkah menjadi figur lantaran sebagai pengawas ka’bah dan juga penduduk tanah suci.
Sementara di Musyallal di tepi Laut Merah dekat Qudaid terdapat sebuah berhala yang lebih dulu telah disembah yakni bernama Manat.
Sedang di Lembah Kurma atau Wadi Nakhlah orang-orang arab jahiliyah membuat berhala bernama Uzza, serta di berhala bernama Lata di Thaif. Tiga berhala ini merupakan berhala-berhala yang paling besar.
Kemusyrikan pun semakin merebak, hingga berhala-berhala yang lebih kecil dari Lata, Manat dan Uzza pun bertebaran hampir disetiap titik di Hijaz.
Terdapat kisah bahwa Amru bin Luhai mendapat bisikan dari jin tentang keberadaan berhala-berhala yang pernah disembah kaum Nabi Nuh seperti Wud, Suwa’, Yaghust, Ya’uq, dan Nasr yang terpendam di Jeddah.
Amru bin Luhai pun mencarinya, setelah diketemukan, dia membawanya ke Tihamah. Saat tiba musim haji, Amru bin Luhai menyerahkan berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah.
Kabilah-kabilah itu pun membawa berhala-berhala dari Amru bin Lubai itu ke tempatnya masing-masing. Sehingga di setiap rumah di setiap kabilah hampir pasti ada berhala-berhalanya. Orang-orang Arab kala itu juga memajang berhala dan patung di Masjid al-Haram.