Disaksikan oleh tentara pemerintah Yaman yang seolah membiarkan pemberontakan terjadi di ibu kota Yaman itu , di Sanaa Tahrir Square, kerumunan besar pemberontak Syiah Houthi berkumpul secara leluasa pada 23 September untuk mendengarkan pidato tokohnya , Abdul Malik al-Houthi. “Ini upaya-upaya besar di hari ini – kemenangan bagi semua orang…,” kata pemimpin Syiah Houthi tersebut dua hari setelah para pemberontak memperketat kendali mereka atas ibukota Yaman, Sanaa.
Pada hari Selasa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menunjuk Ahmad Awad bin Mubarak sebagai perdana menteri baru negara itu. Tiga minggu lalu pemerintah Yaman dan Syiah Houthi menandatangani kesepakatan mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional yang baru. Tapi Syiah Houthi segera menolak penunjukan Mubarak.
Siapa Syiah Houthi ?
Perlu dirunut kejadiannya sejak tokohnya , Ibnu Ali Zaidi, seorang penganut Syiah yang memimpin pemberontakan pada abad kedelapan melawan Khalifah Muslim Umayyah .
Meskipun dianggap sebagai cabang dari Agama Syiah, Zaydis kadang-kadang disebut sebagai Sunni-nya kaum Syiah. Mengapa? Karena dogma Zaydis memiliki perbedaan besar dengan Syiah Imamiyah imamah yang dominan di Iran .
Syiah Zaidi (Haashimites) menguasai sebagian besar bagian utara Yaman selama lebih dari 1.000 tahun. Namun pada tahun 1962, kaum republik menjatuhkan kekuasaan Imam Zaidi , Mohammad al-Badr, dalam sebuah perang saudara di utara Yaman.
Sementara semua suku Houthi adalah penganut Syiah Zaydis, tapi tidak semua Syiah Zaydis adalah suku Houthi.
Kondisi saat ini lekat sekali dengan kejadian pada pertengahan 1990-an dengan adanya pembentukan kelompok politik dan paramiliter yang dikenal dengan laskar Pemuda beriman , yang didirikan oleh Hussein Badr al-Din al-Houthi. Ia adalah anggota parlemen dari partai politik Al-Haqq Yaman. Ketika partai Al-Haqq mendukung ambisi separatis selatan yang dipimpin oleh Partai Sosialis Yaman, mereka menjadi sasaran aksi kemarahan partai pemerintah , Partai Kongres Rakyat, pimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh, sehingga Hussein al-Houthi melarikan diri, diduga ia melarikan diri ke Suriah dan terakhir ia menetap di Iran di mana ia menghabiskan waktu di kota Syiah, Qom.
Sekembalinya ke Yaman, Hussein al-Houthi memutuskan hubungan dengan Partai Al-Haqq. Dia pikir partai tersebut tidak cukup radikal dalam menantang pemerintah. Dia pindah untuk menciptakan partai Pemuda beriman pada tahun 1997 dan memimpin organisasi lebih agresif .
Yang dihasilkan dari gerakan tersebut mengakibatkan perpecahan politik dan ideologis antara penganut Syiah Zaydism tradisional dengan Syiah Zaydism baru yang dipimpin oleh Hussein al-Houthi . Bahkan beberapa pemimpin suku Syiah Zaidi tradisional dan pemerintah Saleh sering menuduh Syiah Houthi membawa komando dan kepentingan Iran, mengkonversi dogma Dua Belas Imam Syi’ah ke dalam Syiah Zaydi dan berusaha untuk mendirikan pemerintahan Syiah di utara Yaman. Sebaliknya Syiah Houthi menyalahkan presiden Saleh untuk masuknya gerakan Salafi menyusup ke negara Yaman dan dan mengkritik hubungan pemerintah Yaman dengan Amerika Serikat.
Ketegangan antara Syiah Houthi dan pemerintah meningkat pesat sejak awal tahun 2000-an , dengan banyaknya demonstrasi anti-pemerintah besar-besaran yang dipimpin oleh Houthi. Dan akhirnya pemberontakan Arab Spring yang menyebabkan kejatuhan Presiden Saleh dari orang nomor satu di Yaman.
Pada tahun 2004, pengikut Hussein al-Houthi terlibat dalam demonstrasi anti-pemerintah dan segala macam kegiatan kekerasan termasuk membobol sebuah masjid. Ketika pemerintah mengeluarkan seruan untuk penangkapan Hussein, para pengikutnya, yang kemudian dikenal sebagai Huthi, merespons dengan menyerang balik pasukan pemerintah. Pada bulan September tahun itu, pada konflik Saada pertama, Hussein terbunuh oleh pasukan keamanan Yaman yang mencoba untuk menangkapnya.
Namun dominasi keluarga Houthi dalam kepemimpinan gerakan tidak mereda dengan kematian Hussein. Ayahnya (pemuka agama syiah Zaidi, juga disebut Hussein) dijadikan pemimpinan spiritual gerakan. Pada tahun 2006, adiknya Hussein muda, Abdul Malik al-Houthi dijadikan pemimpin baru pemberontakan. Saudara-saudara lain Abdul, Yahia dan Abdul Karim, yang juga menjadi pemimpin senior kelompok itu . dan kakak ipar Abdul Malik , Youssef al-Midani, adalah wakil pemimpin kelompok itu.
Pemerintah Saleh berulang kali mengklaim Abdul Malik telah terbunuh atau terluka parah , tetapi ternyata ia masih hidup dan akhirnya memberikan pidatonya pada penakhlukan kota Sanaa oleh Syiah Houthi. (Arby/Dz)