Dilansir New York Times, Sabtu (9/5/2020), argumen Mikovits langsung disambut baik oleh para kelompok anti-vaksin, kelompok konspirasi QAnon dan aktivis dari gerakan Reopen America. Tak cuma menyampaikan argumen lewat YouTube, Mikovits juga meluncurkan buku berjudul ‘Plague of Corruption’ pada April.
Dalam beberapa minggu terakhir, Mikovits diundang sebagai narasumber berbagai media sosial dan televisi AS. Kemunculan dr Mikovits adalah twist terbaru dalam perang disinformasi virus, yang terus bertambah sejak pandemi global.
“Para ahli teori konspirasi menyusun pseudosain (pengetahuan atau keyakinan yang diklaim sebagai ilmiah, tetapi tidak mengikuti metode ilmiah, red) yang dideskritkan sebagai tandingan keilmuwan nyata,” kata Renee DiResta, seorang peneliti disinformasi di Stanford Internet Observatory.
Berkaitan dengan hal ini, Mikovits tak memberikan tanggapan atau komentar. Mikovits merupakan seorang ilmuwan yang memperoleh gelar PhD dalam bidang biokimia dan biologi molekuler dari George Washington University pada 1991. Kemunculan Mikovits di internet bisa disebut tiba-tiba. Menurut data Zignal Labs, Mikovits jarang disebut di platform media sosial sejak Februari 2020. Namun pada bulan April, setidaknya ada 800-an orang yang menyebutkan namanya di sosial media setiap hari.
Hal itu terjadi setelah Darla Shine mempromosikan bukunya dalam sebuah tweet. Darla Shine merupakan mantan eksekutif Fox News dan mantan pembantu utama Trump. Sejak saat itu, Mikovits banyak diperbincangkan dan muncul di berbagai media.
Kemunculannya dalam video ‘Plandemic’ pun membuat namanya semakin terkenal. Beruntung, Facebook dan YouTube telah menghapus konten ‘Plandemic’ karena video di dalamnya menyebarkan informasi bohong dan tidak akurat terkait Covid-19 yang justru bisa membahayakan masyarakat.