Eramuslim.com – Setiap lelaki Turki melakukan kegiatan memanah apa pun statusnya di masyarakat. Mereka mengikuti pelatihan ketat dalam jangka waktu panjang sejak kecil, terlebih sejak zaman keislaman. Hal ini membuat seni memanah mendapatkan tempat amat penting bagi masyarakat Turki.
Menurut Seni Memanah dari Zaman Nabi Muhammad hingga Dinasti Utsmaniyah karya Irvan Setiawan Map paseng, keterampilan memanah sebagai salah satu sebuah sunnah yang dicontohkan Rasulullah SAW turut dipraktikkan para sultan Turki Utsmani atau Ottoman. Keterampilan memanah ini sudah dilakukan para lelaki Turki sejak sebelum kekhalifahan berdiri.
Pada zaman Mehmed I dan Murad II, berbagai Okmeydani beserta pusat per kumpulan pemanah yang disebut dengan Tekke-i Rumat dibuka di Geli bolu, Bursa, dan Edirne. Melalui Okmey dani dan Tekke ini, kegiatan panahan menjadi olahraga yang dilembagakan pemerintah.
Mehmed II (1432-1481) yang dikenal sebagai penakluk Konstantinopel terkenal sebagai ahli memanah. Sultan yang berjuluk Muhammad Al Fatih ini sempat meninggalkan sebuah kenangan seusai memasuki Konstantinopel yang baru saja ditaklukkan. Dia sempat menembakkan sebuah anak panah berbulu empat helai tepat pada kubah Hagia Sophia. Jejak anak panah itu masih bisa dilihat.