Mereka semua (Ust. Abu Nida’ Chomsaha Sofwan, Ust. Ahmaz Faiz Asifuddin, Ust. Aunur Rafiq Ghufron, Ust. Ja’far Umar Thalib, Ust. Yazid Bin Abdul Qadir Jawaz) tergabung dalam dewan redaksi MAJALAH AS-SUNNAH; yang merupakan majalah KELOMPOK SALAFI MODERN pertama di Indonesia sebelum kemudian mereka berpecah-belah beberapa tahun kemudian.
Singkat cerita, akhir tahun 1990 awal tahun 2000-an mereka terpecah. faktor perpecahan mereka ada dua versi:
1. Di utusnya seorang da’i dari yayasan Ihya’ut Turats kuwait bernama SYARIF FU’AD HAZZA’ yang dianggap sebagai asal mula perpecahan.
2. Pecahnya Konflik ambon.
Singkat cerita, Syaikh Syarif Fu’ad Hazza’ adalah utusan dari Yayasan Ihya’ut Turats kuwait yang datang memberi dauroh (penataran) para da’i di indonesia yang disambut Ustad Yusuf Utsman Ba’itsa. Ihya’ut Turats adalah yayasan sosial di kuwait yang salah satu pembinanya adalah Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq. Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq adalah murid Syaikh Muhammad Surur Bin Nayif Zainal Abidin. Syaikh Muhammad Surur Bin Nayif Zainal Abidin adalah ulama saudi yang DI KECAM HABIS OLEH SYAIKH MUQBIL BIN HADI AL-WADI’I (yang notabennya guru Ustad Ja’far Umar Thalib). Ustad Ja’far Umar Thalib mengecam Ustad Yusuf Utsman Ba’itsa karena dinilai mengundang/menyambut tokoh Hizbi dan dijadikan narasumber dalam dauroh du’at. kecam-mengecam pun terjadi antara mereka sehingga berujung pada MUBAHALAH.
Menyikapi gejolak perbedaan ini, KELOMPOK SALAFI pun terpecah menjadi dua kubu besar:
1=> Kubu yang pro Ustad Ja’far Umar Thalib; yang kemudian mendirikan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (FKAWJ) dengan Laskar Jihad sebagai sayap militernya dan Ustad Ja’far Umar Thalib sebagai panglimanya. di dampingi murid-murid sekaligus sahabatnya, yaitu Luqman Ba’abduh, Muhammad Umar As-Sewed, dll.