Gerakan ini berpusat di minangkabau sumatera barat. Singkat cerita, pecahlah peperangan kaum Paderi bersama kaum Adat melawan Belanda dan mereka kalah. nah, kalahnya kaum paderi inilah yang membuat redup dakwah salafiyah di Nusantara.
Berlalulah waktu sekian lama. tak terdengar lagi gerakan dakwah Salafiyyah hampir satu abad lamanya. Tepat pada tahun 1911, datanglah ulama Salafiyyah asal sudan ke indonesia sebagai utusan dari Al-Azhar, dialah SYAIKH AHMAD SURKATI.
Lalu, pada tahun 1914 Syaikh Ahmad Surkati mendirikan madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah. melalui Madrasah Al-Irsyad Al-Islamiyyah inilah Syaikh Ahmad Surkati menyebarkan dakwah Salafiyyah di nusantara bersama murid-murid setianya yaitu Ahmad Dahlan (yang kemudian menjadi pendiri Muhammadiyyah), Haji Zamzam dan Haji Muhamad Yunus (yang kemudian menjadi pendiri PERSIS/Persatuan Islam).
PERSIS (persatuan islam) melahirkan kader-kader unggul yang menjadi orang hebat di kemudian hari. Salah satunya adalah MUHAMMAD NATSIR (murid langsung A.Hassan).
Lewat A.Hassan, Muhammad Natsir banyak mendapatkan pengaruh keagamaan dan ilmu yang mumpuni yang mengantarkan dirinya menjadi pemikir hebat hingga akhirnya ia diangkat oleh Ir. Soekarno menjadi perdana menteri pada tahun 1955.
Singkat cerita, Muhammad Natsir mendirikan partai MASYUMI. ia mendapatkan suara terbanyak nomor dua setelah PNI pada saat pemilu 1955. Karena kegigihannya mempertahankan pendiriannya untuk menjadikan islam sebagai dasar negara, akhirnya ia menjado SOSOK yang di ‘takuti’ oleh Soekarno dan Masyumi pun terpaksa di bubarkan. Karena partainya dibubarkan, maka Muhammad Natsir mendirikan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII) pada tahun 1967.