Sebenarnya, kandungan asam phytic-nya “nampaknya sangat menghambat penyerapan zat besi yang ada pada komponen makanan lainnya”. Dari jurnal tersebut juga dikatakan bahwa kualitas anti-inflamasi dari ekstrak daun Kelor, mungkin lebih manjur daripada madu dan kunyit.
Biji buahnya yang tua dan kering menyimpan kadar minyak (lemak) nabati 25 – 40%. Komposisi asam lemaknya meliputi, asam oleat, asam linoleat, asam eiokosanoat, asam palmitat, asam stearat, asam arakhidat, dan lainnya.
Kalau daun dan buah mudanya dapat langsung disayur, biji Kelor tua bisa untuk bahan baku pembuatan obat dan kosmetika. Minyak pelumas yang digunakan oleh tukang arloji pun bisa diproduksi dari biji Kelor.
Malahan, kalangan masyarakat tertentu memanfaatkan daun Kelor untuk mengobati mata ayam yang terluka sehabis bertarung.
Satu-dua tetes getah Kelor dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan lukanya.
Bahkan, mata kambing yang belekan dan rabun pun bisa normal setelah ditetesi getah Kelor yang berwarna kuning itu.
Bukan hal baru bila daun Kelor dimanfaatkan sebagai tanaman obat, seperti berikut ini pemanfaatannya.
Mempercepat penyembuhan luka. Daun Kelor ditumbuk halus lalu ditorehkan pada luka. Ini karena Kelor mengandung semacam zat antibiotik.
Penurun panas akibat demam. Daun Kelor ditumbuh lalu digunakan sebagai obat kompres.
Obat beri-beri dan bengkak. Daun Kelor dicampur bersama kulit akar pepaya, kemudian dihaluskan, digunakan seabgai obat luar (bobok).Obat kulit. Daun Kelor ditambah kapur sirih, bisa untuk penyakit kurap dan sejenisnya.
Air rebusan akarnya konon ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, hingga obat kencing nanah. Juga pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, dan menurunkan tekanan darah tinggi.