Sementara itu Direktur Observatorium Harvard, Dr. Donald Menzel mengatakan, peristiwa ledakan di matahari telah direkam dalam beberapa film dengan teknologi alkongraf, yaitu sebuah perangkat untuk merekam nyala api dan cahaya yang keluar dari matahari. Dari film itu tampak jelas bahwa kekuatan ledakan tersebut setara dengan ledakan 100 juta bom hidrogen dalam sekali ledakan.
“Kekuatan tersebut juga lebih besar daripada 1.000 kali lipat kekuatan gravitasi bumi,” kata Menzel.
Allah berfirman, “Dan, Kami menjadikan pelita yang terang benderang.” (QS An-Naba’: 13).
“Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang).” (QS Nuh: l6).
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya.” (QS Yunus: 5).
“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya pelita (matahari) dan bulan yang bersinar.” (QS Al-Furqan: 61).
“Dan, Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami). Kemudian, Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang.” (QS Al-Isra’: 12).
Ketika membicarakan matahari, Alquran mendeskripsikannya sebagai siraj (pelita). Sesuatu tidak dinamakan siraj (pelita), kecuali apabila ia memiliki panas dan bisa menyinari. Dua sifat ini sesuai dengan matahari yang bisa memancarkan panas dan cahaya ke bumi.
Di sisi lain, Alquran mendeskripsikan bulan sebagai munir (bercahaya). Sebab, bulan hanya memantulkan cahaya dan tidak memiliki panas.
Bulan adalah benda langit yang dingin, tidak memiliki panas. Ia mendapatkan cahayanya dari matahari. Sifat- sifat ini sangat selaras dengan apa yang dikatakan oleh para ahli astronomi. (okz)
Sumber Buku Pintar Sains Dalam Alquran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, karya Dr. Nadiah Thayyarah.