Inilah maksud secara bahasa dari kata al-masjur (yang terbakar atau terpanaskan) pada ayat di atas.
Tentu manusia terkagum-kagum dengan ketelitian ilmiah dan bahasa yang sangat tinggi yang diperlihatkan Alquran ini, di mana ia memilih kata al-masjur, sebuah kata yang tak mungkin diganti dengan kata lain yang sepadan maknanya.
Manusia pun tentu terkagum-kagum pada Nabi yang ummi; dari mana beliau memiliki kemampuan ilmiah dan bahasa yang sangat tinggi ini kalau bukan karena memperoleh wahyu dari Sang Pencipta langit dan bumi.
Jadi, telah terbukti secara ilmiah bahwa ada gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar laut dan mampu memuntahkan lava. Ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Kalau bukan karena lava tersebut, tentu makhluk-makhluk hidup yang ada di dasar lautan tidak bisa hidup dalam kegelapan. Fenomena ini baru diketahui 50 tahun yang lalu.
Pengambilan gambar gunung-gunung berapi telah dilakukan, begitu juga pengukuran suhu air yang ada di sekeliling lava yang ada di dasar lautan. Menurut para ilmuwan, sesungguhnya bumi berasal dari matahari. Setelah jutaan tahun berlalu, permukaan bumi menjadi dingin dan bumi mengeluarkan air. Dari air itu terbentuklah laut dan samudra.
Kemudian terjadilah fenomena hujan, lalu tetumbuhan tumbuh dan permukaan bumi layak untuk tempat kehidupan. Namun, perut bumi masih menyala-nyala dan benda-benda di dalamnya masih meleleh dengan panas yang sangat tinggi.
Tidak diragukan lagi bahwa tempat-tempat yang panas menyala-nyala di perut bumi di bawah samudra yang kedalamannya mencapai 3.000 meter, menyebabkan air di dasar samudra mendidih. Hal ini sesuai dengan ayat Alquran yang berbunyi, “Demi lautan yang terbakar (terpanaskan).”