Dengan asma-Nya yang al-Lathif (Maha lembut), Allah menjadikan jumlah air yang sangat besar itu berjatuhan ke bumi dalam bentuk rintik-rintik kecil. Seandainya jumlah air tersebut turun dalam satuan yang lebih besar dan secara terus-menerus, tentu air hujan akan menghancurkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi.
Sungguh, Allah telah menjadikan air memiliki suatu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur lain yang ada di permukaan bumi. Hal itu dalam rangka kelangsungan kehidupan di permukaan bumi.
Semua unsur di permukaan bumi, baik yang berupa benda padat, cair, maupun gas (uap), tunduk pada hukum “memuai karena panas dan mengerut karena dingin “, kecuali air. Jumlah air malah menjadi banyak karena dingin. Hal itu bisa kita lihat ketika kita meletakkan air dalam suatu wadah ke dalam kulkas. Jumlah air akan bertambah, dan bahkan hal itu kadang menyebabkan wadahnya pecah.
Seandainya air mengerut apabila membeku artinya, ukurannya mengecil dan kepadatannya bertambah-tentu air telah surut ke laut dan hal itu menyebabkan dasar samudra membeku. Dengan membekunya dasar samudra hewan-hewan dan ikan-ikan yang hidup di samudra pun mati. Namun, Allah menjadikan air bersifat istimewa, ukurannya membesar ketika terkena dingin.
Sebagai contoh, turunnya suhu panas di Kutub Utara menyebabkan air membeku sehingga ukuran air bertambah banyak dan kepadatannya menurun. Dengan demikian, air yang membeku bisa mengambang di atas permukaan air yang tidak membeku, sementara air yang berada di atas dasar laut tetap mengalir seperti sediakala sehingga ikan-ikan dan makhluk-makhluk hidup di dalamnya tetap bisa melangsungkan kehidupan. (Okz)
Sumber buku Pintar Sains Dalam Alquran Halaman 513-518 karya Dr.Nadiah Thayyarah.