Telah ditegaskan dalam historiologi bahwa Firaun yang berkuasa saat eksodusnya bangsa Israel dari Mesir bernama Menfanah atau Menbanah, putra Ramses II, yang berlaku kejam kepada bangsa Israel. Dialah yang hidup semasa dengan keberadaan bangsa Israel di Mesir dan tenggelam bersama pasukannya di laut.
Namun, jasadnya ditakdirkan oleh Allah untuk selamat dan terdampar di pantai. Berbagai investigasi yang dilakukan oleh komite ilmiah internasional terkait arkeologi Mesir, Eropa, dan Amerika pun mengumumkan hasilnya, bahwa semua mumi Mesir menunjukkan adanya bukti kerusakan akibat pengaruh keberadaan bakteri di tubuh mereka, tapi ajaibnya hal itu tidak ditemukan pada mumi Firaun!
Sesungguhnya Allah-lah yang mendengar bagaimana Firaun meminta pertolongan di akhir-akhir hembusan napasnya. Allah pula lah yang menjawabnya dengan menyelamatkan jenazahnya setelah tenggelam agar menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya; jasad itu tak dimakan ikan, tak rusak tersapu ombak, tak terbenam di dasar laut bersama kereta kuda kerajaannya, serta tak tampak tanda-tanda kerusakan di fisiknya.
Bahkan tak terjamah bakteri yang biasa merusak jenazah orang mati yang dimumikan. Siapakah yang mendengar seruan itu, menjawabnya, dan mengabadikan jenazahnya? Dialah Allah yang menurunkan ayat-ayat Alquran dan menceritakan sendiri kisah itu dan menjaga jasad yang terkenal itu.
Demikian dikutip dari buku Pintar Sains Dalam Alquran, Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah, Dr. Nadiah Thayyarah halaman 699-701. (okz)