Melalui penggalian itu, ditemukan sejumlah lapisan yang sangat dalam. Dan di sana tertanam banyak bejana dan patung-patung yang sangat berharga serta bagian-bagian tanah kering yang terpahat padanya bekas-bekas batang bambu.
Melalui pemeriksaan mikroskopis terhadap sejumlah lapisan tanah, Sir Leonard membuktikan ternyata tanah tersebut mengandung materi yang tersapu air pada suatu masa dari bagian tengah Sungai Eufrat dalam kejadian banjir besar setinggi tak kurang dari 25 kaki.
Pendapat sang ahli menegaskan bahwa banjir tersebut tidak terjadi secara global, tapi memang skalanya sangat besar hingga menjangkau lembah Tigris dan sungai Eufrat.
Banjir itu bahkan menenggelamkan daerah-daerah sekitar gunung belahan timur dan perbukitan padang pasir di sebelah baratnya, yang merupakan kawasan yang paling banyak dihuni manusia pada masa itu.
Setelah kejadian banjir besar tersebut, ada penduduk sekitar lembah Tigris yang mencatat kisah itu di atas 12 keping barang. tembikar. Mereka mengisahkan tenggelamnya para penduduk setempat dan hanya ada seorang lelaki saleh yang selamat karena membuat bahtera dan menyelamatkan anggota keluarganya serta hewan ternak dan hewan melata.
“Hanya merekalah yang ditetapkan selamat dari bencana itu,” demikian cuplikan dari The Earth We Live on karya Routh Moore dan diterjemahkan oleh Ismail Haqqiy.
Ini semua sejalan dengan teks ayat-ayat Alquran yang turun setelah banjir besar tersebut. Sejalannya temuan-temuan arkeologis dengan ayat-ayat Alquran ini menunjukkan kemukjizatan ilmiah Alquran, karena ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa banjir menyapu seluruh kaum Nuh as dan tidak menunjukkan terjadinya banjir secara global.
Tidak ada dalil bahwa manusia, kaum Nuh as yang diazab itu, menempati seluruh kawasan bumi. Tetapi hanya menempati suatu kawasan tertentu yang tersapu air bah. (Okz)